Penulis: Laura Cicilia Sihombing, Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia.
IndependenNews.com | Kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin untuk memengaruhi perilaku bawahannya supaya mau bekerjasama dengan meningkatkan kinerja yang produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2011). Kepemimpinan menjadi suatu topik yang selalu menarik untuk dibahas di dunia organisasi dan bisa menjadi suatu inspirasi untuk calon-calon pemimpin lainnya. Tentunya, arti dari kepemimpinan itu sendiri harus dipahami setiap orang karena kesempatan terbuka untuk siapa saja yang ingin menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin mempunyai kualitas dan karakteristiknya sendiri untuk membedakan dari yang bukan pemimpin.
Ignasius Jonan atau yang akrab dengan panggilan Jonan adalah sosok pria kelahiran Singapura, 21 Juni 1946. Beliau pernah menempuh perkuliahannya di beberapa universitas ternama. Jonan pernah berkuliah yaitu Universitas Harvard, Universitas Airlangga, Universitas Tufs, Universitas Stanford, dan Columbia Business School.
Seperti yang telah kita ketahui, sebelum Jonan dilantik menjadi Menteri Perhubungan pada Kabinet Kerja oleh Presiden Jokowi pada tanggal 27 Oktober 2014, Jonan merupakan seorang Direktur Utama di PT. KAI (Kereta Api Indonesia) pada tahun 2009-2014. Nama Ignasius Jonan naik daun karena telah menggariskan prestasi dalam dunia transportasi di Indonesia, yaitu di mana semenjak Beliau berhasil meningkatkan citra pelayanan KAI menjadi lebih baik. Enam tahun lamanya Jonan menjabat, Beliau telah menciptakan gebrakan-gebrakan bagi Kereta Api Indonesia untuk memuaskan pelanggan mereka.
Perubahan inovatif yang Jonan lakukan dimulai dengan menyapu bersih kereta ekonomi dari pedagang kaki lima, penggunaan pendingin ruangan atau Air Conditioner di kereta ekonomi, mengatasi para penumpang yang mempunyai kebiasaan naik ke atas gerbong kereta, pengimplementasian e-ticket pada commuterline, dan kebersihan stasiun dan kereta api. Dari perubahan-perubahan yang telah dilakukan oleh Jonan, KAI mendapat respon positif dari masyarakat yang dianggap sebagai transportasi umum terpercaya.
Menurut informasi yang dihimpun dari beberapa media massa, sebelum Jonan menjabat sebagai Dirut, KAI mengalami rugi yang tidak sedikit jumlahnya dan kondisi anggaran yang semrawut, akan tetapi sekarang mampu mendapatkan untung sampai ratusan miliar selaras dengan perubahan inovatif, strategi, dan budaya SDM. Dari kinerja Ignasius Jonan yang menjabat sebagai Dirut di PT. KAI, Beliau berhasil memenangkan beberapa penghargaan, seperti The Best CEO BUMN karena telah berhasil menerapkan good clear government, tidak tersangkut masalah hukum, dan popularitas dari BUMN pada 2014, kemudian pada tahun 2013, Jonan berhasil meraih penghargaan People of The Year, dan penghargaan lainnya.
Pada saat Jonan diamanatkan untuk menjabat sebagai Dirut PT. KAI, Beliau berusaha untuk memahami ruang lingkup PT. KAI. Setelah memahami ruang lingkupnya, Jonan mengetahui akar permasalahan dimana untuk menentukan visi dan misi suatu organisasi, akar masalah tersebut harus diuraikan. Sebagai pemimpin. Ignasius Jonan dinilai seseorang yang konsisten dengan visi dan misi yang Beliau pegang untuk membawa orang lain dalam mewujudkan visi dan misi tersebut bersama-sama sampai ke level terendah organisasi.
Gaya Kepemimpinan Ignasius Jonan
Selama menjabat sebagai Direktur Utama di PT. KAI, gaya kepemimpinan Ignaius Jonan dikategorikan sebagai gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan transformasional pertama kali dikemukakan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang melakukan perubahan yang diperlukan, Menyusun visi dan misi yang akan menjadi peluang atau pembuka jalan untuk perubahan yang dibuat dan melakukan rencana yang telah disusun agar perubahan itu terealisasikan.
Gaya kepemimpinan transformasional Ignasius Jonan tecermin dengan sebagaimana yang telah kita lihat dari hasil kinerja Jonan yang mencerminkan kepemimpinan transformasional dimana Beliau berhasil mengubah citra PT. KAI dari internal maupun eksternal, menjadi lebih baik. Karakter dari para pemimpin transformasional adalah visioner, menginspirasi, mudah beradaptasi, berpikiran terbuka, dan progresif yang mana karakter-karakter ini telah tecermin dari Jonan seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Hal ini tentu mengundang anggapan bahwa sosok pemimpin Ignasius Jonan sangat menginspirasi. Menarik, bukan?
Dalam memimpin, Ignasius Jonan bertindak sebagai role-model, dimana Beliau menjadi contoh untuk ditiru oleh para karyawannya. Hal ini telah diimplementasikan Jonan dengan leading by example, yaitu keteladanan yang dicontohkan Jonan kepada para karyawannya, yang bertujuan supaya mereka mampu mengerjakan dan mengikuti arahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perubahan Organisasi Pada PT. KAI
Pada masa kepemimpinan Ignasius Jonan, PT. KAI menyambut transformational change dimana terjadinya perubahan organisasi secara menyeluruh mulai dari aspek strategi, sistem, pola pikir, budaya, dan penggunaan teknologi. Pada aspek strategi, terlihat adanya perubahan yang paling signifikan di bawah pimpinan Jonan, yaitu pada Juli 2013 adanya penghapusan Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) ekonomi non-AC berubah menjadi full AC. Hal ini dilakukan demi keselamatan penumpang karena KCJ ekonomi dinilai sudah tidak layak dioperasikan. Sering ditemukannya kerusakan pada saat pengoperasian KCJ non-AC akibat sudah tua dimana hal ini mengakibatkan terganggunya atau dibatalkannya perjalanan kereta karena ada kereta ekonomi non-AC yang menghalangi rel (bisnis.temp.co, 2013).
Perubahan lain yang dilakukan oleh Jonan selama kepemimpinannya adalah adanya peningkatan gaji karyawan, perubahan pada sistem PT. KAI dengan dilakukannya transparan internal menggunakan code of conduct untuk peningkatan optimalisasi kinerja karyawan melalui sistem reward dan punishment, kemudian perubahan dari aspek pola pikir yaitu yang terjadi pada masyarakat melalui penggunaan teknologi dari pergantian menggunakan sistem tiket konvensional menjadi sistem e-ticketing.
Selain perubahan-perubahan yang telah disebutkan sebelumnya, pada era kepemimpinan Jonan, Beliau berhasil untuk mengubah budaya dibiasakan mengantri dengan tertib untuk keluar dan masuk stasiun melalui satu pintu. Seperti yang kita ketahui, adanya penurunan presentase free rider, yang dapat dilihat melalui peningkatan jumlah penumpang KRL dalam jangka waktu sebulan dari diberlakukannya e-ticketing, dimana terjadinya kenaikan jumlah pengguna sebesar 20%, yaitu 575.134 pengguna KRL per harinya.
Namun, tidak semua dari perubahan yang Beliau lakukan mendapat respon positif dari masyarakat atau dinilai kontroversial. Jonan melakukan penertiban di area stasiun dan di dalam gerbong kereta agar suasana stasiun dan gerbong kereta lebih nyaman, dimana dalam hal ini Jonan menyapu bersih pedagang kaki lima baik di dalam stasiun maupun yang dulu sering berkeliaran di dalam gerbong kereta ekonomi di detiap stasiun KA. Hal ini tentu mengundang banyaknya layangan protes dan kritik dari berbagai pihak, termasuk Mahasiswa UI. Akan tetapi, Jonan menanggapi hal tersebut dengan memberikan klarifikasi bahwa PT. KAI tidak menggusur, melainkan ingin menarik kembali aset yang menjadi milik dan diserobot oleh mereka.
Di lain sisi, dilakukannya pembinaan terhadap pedagang kaki lima dimana hal ini menjadi tanggung jawab kewenangan Pemda setempat. Langkah ini dimaksudkan untuk membuat areal peron sepenuhnya menjadi tempat pelayanan para penumpang, yang mana membutuhkan lahan yang cukup luas, bersih, dan nyaman disamping untuk menyediakan lahan parkir yang layak selaras dengan semakin besarnya jumlah penumpang dan kendaraan.
Upaya untuk menciptakan pelayanan publik yang baik, Jonan sudah menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatis, kesamaan hak, dan keseimbangan hak & kewajiban dalam melaksanakan seluruh aktivitas PT. KAI dimana hal ini berhasil menuntun mereka dalam menciptakan pelayanan publik yang baik. Selain itu, dapat kita lihat juga bahwa dari tindakan dan perubahan yang telah dilakukan oleh Ignasius Jonan selama menjabat sebagai Direktur Utama PT. KAI sesuai dengan teori menurut James MacGregor Burns dan karakteristik-karakteristik kepemimpinan transformasional.
Dengan diterapkannya gaya kepemimpinan transformasional selama masa jabatannya, dapat dikatakan bahwa Jonan sudah melakukan perubahan secara menyeluruh pada PT. KAI yang dimulai dengan perubahan pola pikir, budaya, strategi, sistem, dan pemanfaatan teknologi. Dengan demikian, Ignasius Jonan berhasil mengubah wajah perkeretaapian di Indonesia.
Referensi
• Delf Kalalo, Ignasius Jonan, seorang lain pembawa perubahan, dalam https://seword.com/politik/ignasius-jonan-seorang-lain-pembawa-perubahan/, (diakses tanggal 15 Desember 2021)
• Isnaini, Gebrakan di KAI Jadikan Ignatius Jonan Menteri Perhubungan, dalam https://news.okezone.com/read/2014/10/26/337/1057145/gebrakan-di-kai jadikanignatius-jonan-menteri-perhubungan, (diakses tanggal 15 Desember 2021).
• Profil Menteri Ignasius Jonan: Pengubah Wajah Kereta Api, dalam https://www.cnnindonesia.com/politik/20141026164914-32-8105/ignasius-jonanpengubah-wajah-kereta-api/, (diakses tanggal 15 Desember 2021)