Bertemu Presiden Komite Olimpiade Internasional di Paris, Prabowo Sampaikan Harapannya Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Paris yang diguyur hujan (Foto: Instagram/@prabowo)

IndependenNews.com | JAKARTA- Indonesia menegaskan kembali minatnya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2036 ketika presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach di Paris pada Minggu (28/7/24).

Mendampingi Pak Prabowo adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, yang mengatakan bahwa ambisi Pak Prabowo adalah agar Indonesia menjadi tempat penyelenggaraan acara kelas dunia.

“Kami sampaikan potensi Indonesia untuk menjadi tuan rumah ajang olahraga internasional di masa depan, termasuk Olimpiade,” kata Erick di Instagram, Minggu.

Ia juga mengunggah foto dirinya bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo dan Ketua Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari saat bertemu dengan Pak Prabowo dan Pak Bach di sela-sela Olimpiade Paris 2024.

Olimpiade Paris dimulai pada 26 Juli dan akan berakhir pada 11 Agustus. Indonesia memiliki 29 atlet yang berkompetisi di 12 cabang olahraga tahun ini.

Negara lain yang menyatakan minatnya menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 adalah Mesir, Qatar, Turki, dan India. Menurut situs IOC, tuan rumah diperkirakan akan dipilih setelah tahun 2025. Los Angeles akan menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun 2028, sedangkan Brisbane akan menjadi tuan rumah pada tahun 2032.

Erick menyoroti rekam jejak Indonesia yang menjadi tuan rumah event besar seperti World Superbike dan MotoGP di Mandalika, Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, ASEAN Para Games 2022 di Solo, Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta, dan FIBA ​​2023. Piala Dunia Bola Basket di Jakarta.

“Kecintaan Pak Prabowo terhadap olahraga mendorong visinya agar Indonesia kembali menjadi tuan rumah event global,”kata Erick.

Bapak Prabowo akan mengambil alih jabatan presiden pada bulan Oktober dari Bapak Joko Widodo, yang menyampaikan aspirasi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade pada bulan November 2022 selama KTT G20 di Bali.

Saat itu, Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapan negaranya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 di ibu kota baru, Nusantara, yang sedang dikembangkan untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota administratif negara dan dijadwalkan selesai sepenuhnya pada tahun 2045.

Setelah KTT G20 tahun 2022, IOC mengonfirmasi keikutsertaan Indonesia dalam fase dialog berkelanjutan dalam proses penawaran, lapor GamesBids.com, situs independen yang berisi informasi tentang proses penawaran Olimpiade.

Sebagai bagian dari fase ini, delegasi Indonesia yang berstatus pengamat akan mengunjungi Olimpiade Paris, dan memantau persiapan panitia penyelenggara Los Angeles 2028, GamesBids.com melaporkan.

Menurut situs web IOC, fase dialog berkelanjutan bersifat fleksibel dan tidak memerlukan komitmen finansial, pengajuan tertulis, atau jaminan hukum atau finansial lainnya.

IOC melakukan studi kelayakan untuk menilai kemajuan suatu proyek, membantu pihak yang berkepentingan melakukan perbaikan, dan membantu dewan eksekutif IOC dalam pengambilan keputusan strategis.

Indonesia juga tertarik menjadi tuan rumah Youth Olympics 2030, kata ketua NOC Raja kepada CNA pada hari Senin. “Kita kejar Olimpiade 2036 tapi prioritasnya saat ini adalah Youth Olympics 2030 yang jaraknya lebih dekat,” ujarnya.

Negara-negara yang berminat menjadi tuan rumah Youth Olympics 2030 antara lain Thailand, India, dan Meksiko.

Selain Bach dari IOC, Prabowo dan Erick – yang merupakan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) – juga mengadakan diskusi dengan presiden badan sepak bola internasional FIFA, Gianni Infantino.

Pembicaraan difokuskan pada peningkatan kolaborasi sepak bola dan Infantino memuji keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 dan mengakui pendirian kantor regional baru FIFA di Jakarta.

“Kami membahas hubungan kerja luar biasa FIFA dengan Indonesia dan @pssi serta kemajuan luar biasa yang telah dicapai negara indahnya dalam beberapa waktu terakhir. Kami juga berbicara tentang meningkatkan popularitas sepak bola di kalangan generasi muda,” kata Infantino dalam postingan Instagram-nya pada hari Minggu. .
“Indonesia adalah tuan rumah Piala Dunia U-17 FIFA yang luar biasa tahun lalu dan semua orang yang berkunjung, termasuk saya, terkesan dengan kehangatan dan keramahtamahannya. Jelas juga bahwa orang Indonesia hidup dan bernapas dalam sepak bola,” tambahnya.

Meskipun Indonesia berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 pada bulan November dan Desember 2023, Indonesia kehilangan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada bulan Maret tahun lalu menyusul protes dari kelompok Islam dan penolakan dari dua gubernur terhadap partisipasi Israel dalam turnamen tersebut.

Netizen yang bereaksi terhadap unggahan media sosial terbaru Prabowo dan Erick dari Paris mengantisipasi bahwa masalah ini akan muncul lagi jika Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade.

“Bagaimana Indonesia bisa jadi tuan rumah Olimpiade… karena Israel pasti ikut… Nanti seperti Piala Dunia yang lalu lagi,” komentar salah satu dari mereka.

BIAYA HOSTING BISA MELAMPAUI PENDAPATAN
Biaya menjadi tuan rumah Olimpiade juga menjadi pertimbangan lain. Anggaran Paris 2024, menurut sumber resmi, diperkirakan mencapai US$4,38 miliar atau setara dengan sekitar 71,21 triliun rupiah.

Namun proyeksi pihak lain seperti Council on Foreign Relations (CFR), sebuah wadah pemikir yang berbasis di Amerika Serikat, mematok biaya sebesar US$8,7 miliar atau 141,8 triliun rupiah.

Lembaga think tank tersebut juga memperingatkan bahwa peningkatan biaya penyelenggaraan Olimpiade tidak diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan. Misalnya, Olimpiade Beijing 2008 menghasilkan pendapatan sebesar US$3,6 miliar, sedangkan IOC mencatat biaya penyelenggaraannya sebesar US$40 miliar.

Sebagian besar pendapatan yang dihasilkan tidak menguntungkan negara tuan rumah, menurut CFR. IOC memegang lebih dari separuh pendapatan hak siar televisi, yang seringkali menjadi sumber keuangan terbesar Olimpiade.

“Biaya penyelenggaraan Olimpiade meroket, sementara manfaat ekonominya masih jauh dari jelas,” ungkap CFR dalam makalah penelitiannya yang bertajuk “The Economics of Hosting the Olympic Games”. (Sumber : AFP/lainnya)

You might also like