Renungan Kisah Para Rasul 3:8 “DALAM NAMA YESUS, ADA KUASA YANG MENYEMBUHKA

Rasul Paulus

Kisah Rasul 3: 8
Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah

Acts 3 : 8
He jumped to his feet and began to walk. Then he went with them into the temple courts, walking and jumping, and praising God.

Ulaon Ni Apostel 3:8
Dung i manigor hehe ma ibana, jongjong ma huhut mardalan, dung i bongot ma ibana rap dohot nasida tu bagas joro i mardalan jala mirjahirjak huhut mamuji Debata

Renungan ini merupakan bagian dari kisah penyembuhan yang dilakukan oleh Rasul Petrus masa pekabaran Injil yang ia lakukan. Menurut kisah itu, bahwa ada seorang pria yang lumpuh sejak lahirnya, ia duduk meminta sedekah di tempatnya yang biasa di pintu gerbang Bait Allah. Setiap harinya ia diusung dan diletakkan di dekat pintu gerbang Bait Allah, untuk meminta sedekah.

Setiap hari, selama bertahun-tahun, ia meminta-minta kepada setiap orang yang masuk ke Bait Allah untuk sembahyang. Terbelenggu oleh ketidakberdayaannya. Bahkan mungkin juga terbelenggu oleh ketidaksanggupan untuk berharap dan bersukacita dalam hidupnya. Sore itu, Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Allah. Laki-laki lumpuh itu pun meminta sedekah. Mungkin baginya itulah satu-satunya jawaban permasalahannya.

Ternyata mereka tidak memberi sedekah, melainkan memberi pembebasan. Sedekah berupa emas dan perak tidak membebaskan orang itu, tetapi anugerah Tuhanlah yang membebaskannya. Tidak hanya dari kelumpuhan, bahkan membebaskannya untuk mempunyai harapan baru dan memuji Allah dengan riang. Petrus memberi tahu pria itu bahwa bukan emas atau perak yang ia miliki, tetapi sesuatu yang lebih baik. “Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (Kis. 3:6), katanya. Pria itu pun “melonjak berdiri lalu berjalan . . . melompat-lompat serta memuji Allah” (ay.8).

Petrus melakukan penyembuhan ajaib kepada pria itu, dan seketika Petrus mengulurkan tangannya dan membantu pria itu berdiri untuk pertama kalinya. Tuhan langsung menguatkan dan menyembuhkan pergelangan kaki pria itu. Kemudian, dengan luapan kegembiraan yang menggembirakan, pria itu mulai menyembah Tuhan dengan melompat-lompat sambil memuji Tuhan.

Kemudian, untuk pertama kalinya dengan kekuatannya sendiri, orang yang tadinya lumpuh itu memasuki Bait Suci bersama Petrus dan Yohanes, dapat kita bayangkan ”keheranan dan kegembiraannya!” Suatu saat dia dibatasi, terikat oleh keadaan hidup, dan bergantung pada orang lain hanya untuk sampai ke gerbang Bait Suci untuk mengemis.

Kini, karena kuasa kehadiran dan kesembuhan Yesus melalui perkataan para rasul, cacat fisiknya pun hilang. Pengucilannya hilang, dan persekutuan serta sentuhan dirayakan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, kesembuhannya menjadi kesempatan baginya untuk menggunakan kesulitannya untuk tujuan yang lebih besar: menjadi saksi kebesaran dan kasih karunia Tuhan.

Lalu, pesan iman dari kisah/tekanan renungan hari ini kepada kita bahwa:

a). Dari kisah penyembuhan Petrus kepada laki-alki yang lumpuh itu bahwa Iman adalah sesuatu yang diperlukan untuk mempercayai dan menyenangkan Allah. Sebagaimana iman menjadi faktor yang mendasari tindakan tokoh-tokoh yang paling dikenal (dalam Alkitab, baca Ibrani 11). Renungan hari ini menyatakan bahwa kesembuhan si lumpuh adalah karena iman di dalam Yesus (baca: Kisah 3:16). Tentu saja iman si orang lumpuh itu yang percaya kepada Yesus dan ia memiliki iman. Sebab, pada upaya si pria itu mendapat kebebasan dari penderitaan kelumpuhannya, di sana sangat dibutuhkan keyakinan yang cukup baginya untuk berdiri ketika Petrus memegang tangannya. Demikian dengan iman Petrus, bahwa pernyataan kesembuhan dan keyakinan untuk memegang tangan orang lumpuh itu menunjukkan bahwa Petrus, yang menyembuhkan, memiliki iman di dalam nama Yesus—Sang Mesias—untuk melakukan mujizat itu.

b). Kalau Tuhan berkehendak, lewat perantaraan sia¬pa pun seseorang bisa memiliki kekuatan untuk me¬nyem¬b¬uhkan orang sakit, atau menunjukkan kebe¬sa¬ran Tuhan lewat mujizat-Nya yang nyata dimata kita. Siapa bisa menduga orang sakit bisa sembuh, orang lum¬puh bisa berjalan lewat penumpangan tangan sese¬orang yang diperkenankan Tuhan untuk menyalurkan kuasa dan mujizatNya . Maka ini berarti, Tuhan memiliki kuasa penyembuhan lewat apa saja dan lewat tangan siapa saja. Kalau kita memiliki keyakinan bahwa dokter A yang menangani penyakit kita akan memberikan yang terbaik dan bisa mengatasi permasalahan penyakit kita. Kalau kita Imani dengan sungguh-sungguh, maka kita akan sembuh lewat sentuhan tangan dan resep obat dari dokter A tadi.

c). Sebagaimana tugas untuk mewartakan Injil merupa¬kan peranan yang harus dilakukan oleh orang-orang Kristien, maka mendoakan orang-orang sakit merupakan suatu sarana yang penting dalam pewartaan kabar gembira. (Yakobus 5 : 14 – 15). Kuasa menyembuhkan yang ada pada Petrus, itu digunakannya mengandalkan kuasa mujijat Yesus. Jadi, melayani dengan sungguh dan mendoakan orang sakit dalam nama Yesus, siapa pun pasti menaruh harapan sembuh dan terbebas dari segala beban yang ada. Beban yang diderita setiap orang berbeda-beda, ada yang menderita sakit penyakit, ada yang terbeban karena desakan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kalau kita sungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Tuhan, keyakinan kita bahwa itu akan digenapiNya.

Jadi, marilah memikirkan hal berikut ini, baha jika siapa pun kita percaya kepada Yesus, Dia telah menyembuhkan kita secara rohani. Dia sudah menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Marilah bersyukur kepada Dia yang telah menciptakan dan menyelamatkan kita, kemudian kita diundang untuk mempersembahkan kepada-Nya semua yang sudah kita terima dari-Nya.
Amin

You might also like