Renungan Imamat 19 : 2 ”KUDUSLAH KAMU, SEBAB AKU, TUHAN, ALLAHMU, KUDUS”

Foto : Ilustrasi

Imamat 19 : 2 ”Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.

Peristiwa Allah berfirman kepada Musa terjadi setelah baru saja Israel keluar dari tanah Mesir dan mereka tiba di padang gurun Sinai dan berkemah di sana (ay. 1-2). Ini sebabnya ingatan akan peristiwa yang terjadi kepada mereka pasti masih segar bahkan akan selalu menjadi topik pembicaraan.

Peristiwa itu tidak mungkin begitu cepat dilupakan apalagi mengingat betapa heran dan ajaib Allah menyelamatkan mereka. Lalu Allah berseru kepada Musa untuk disampaikan kepada bangsa Israel, ”Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. (ay.2).

Allah mengingatkan kembali bahwa Israel telah melihat segala yang dilakukan oleh Allah dan membawa mereka keluar dari Mesir seperti di atas sayap rajawali. Hal ini menarik, sebab apa yang terjadi kepada Israel itu bukanlah cerita belaka, bukan pula hanya kisah karangan, tetapi mereka sendiri melihat dan merasakannya, bahkan baru saja, masih segar dalam ingatan. Mereka sudah melihat bagaimana Allah bekerja dalam hidup mereka.

“Bahkan dikatakan di atas sayap rajawali. Sebuah kiasan yang disampaikan Allah kepada Israel menunjukkan bagaimana Allah melepaskan mereka. Burung rajawali merupakan burung yang kuat dan bisa terbang tinggi tidak seperti burung pada umumnya. Burung ini kuat dan perkasa. Ini menandakan bahwa Allah menyelamatkan mereka dengan tangan yang kuat dari musuh-musuh dan persoalan yang mereka hadapi itu tidak ada apa-apanya.

“Bersama Allah mereka dapat terbang tinggi mengatasi persoalan itu. Bahkan memukul musuh dan persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Pertolongan Tuhan kepada mereka bukanlah pertolongan yang setengah-setengah, tapi pertolongan yang sunguh-sungguh.

Allah juga menyampaikan hal itu kepada mereka tidak serta merta menuntut mereka, tapi karena Allah telah lebih dahulu mengasihi bangsa Israel dan menyelamatkan mereka. Lain halnya ketika seseorang tidak berbuat apa-apa kepada kita lantas menuntut sesuatu untuk kita lakukan, tentu kita akan merasa aneh.

Tapi Allah telah menyelamatkan mereka, barulah Allah menyampaikan apa yang harus mereka lakukan. Kemudian, Allah menyampaikan kepada Israel, ”Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. Seterusnya dikatakan: “jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus” (ay. 5-6).

Menarik sekali hubungan yang disampaikan di sini, “jika kamu melakukan firman Tuhan maka kamu akan menjadi kesayangan Tuhan.* Firman yang disampaikan ini menjadi pegangan bagi bangsa Israel bagaimana mereka harus hidup sebagai bangsa Allah.

Kepada kita juga hari ini, perkataan ini disampaikan bahwa:

a} Relasi ini menunjukkan pembentukan komitmen kita yang harus dibangun antara Allah dengan manusia. Sebagai umat kesayangan yang telah diselamatkan oleh Tuhan, maka kita harus mempunyai komitmen dengan Allah. Jangan pula, Allah sudah menolong kita lalu kita berbuat (berperilaku) Allah telah berbuat baik kepada kita, menolong kita tetapi kita tidak hidup sesuai dengan firman-Nya, tentu akan membuat Tuhan marah.

b). Sama seperti Tuhan mengatakan kepada umatNya Israel, bahwa ”jika kamu melakukan firman-Ku maka kamu akan menjadi kesayangan-Ku (kekasih).” Hal yang perlu kita perhatikan dalam hal ini adalah dibutuhkan sifat yang sungguh-sungguh mendengar firman dan berpegang pada perjanjian Tuhan. “Sungguh-sungguh mendengar”, ini artinya tidak bisa main-main harus dengan serius. Dalam Roma 10:17 dikatakan bahwa “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus“. Sebegitu berharganya pendengaran itu. Dari mendengarlah, kita tahu sesuatu, kita belajar sesuatu, lalu kemudian melakukannya. Maka mendengarkan firman Tuhan itu sangat penting, agar kita tahu apa kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Dalam hal ini juga itu ditunjukkan, mendengar dulu baru berpegang, meski kedua hal itu tidak terpisah. Kita harus mendengar dengan sungguh-sungguh baru kita tahu apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita pegang.

c). Jika Israel “menjadi kudus dan melakukan firman Allah”, maka mereka akan menjadi harta kesayangan Tuhan. Harta kesayangan dalam hal ini juga sangat menarik, pastilah artinya harta yang akan selalu dijaga dan dirawat, sama halnya jika kita punya harta kesayangan, maka pasti akan kita jaga dan rawat bagaimana agar harta kesayangan itu jangan sampai rusak. Jika Israel kudus dan melakukan firman Tuhan, seperti itu jika kita setia melakukan firman Tuhan (kudus di hadapanNya, maka kita akan menjadi harta kesayangan, kita akan jadi sangat berharga di mata Tuhan. Inilah janji Tuhan kepada kepada kita dan Tuhan selalu menepati janji-Nya.

d). Kita juga akan menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi Allah, jika kita melakukan dan memelihara perjanjian-Nya. Imam adalah pengantara antara Allah dengan kita. Melalui imam Allah menyampaikan firman-Nya dan kehendak-Nya. Demikian halnya dengan bangsa kita jika kita melakukan firman Tuhan, maka kita akan menjadi pengantara antara Allah dengan bangsa lain dan dengan manusia lain. Yang membawa kabar keselamatan yang dari Allah kepada bangsa lain. Artinya Allah akan selalu bekerja dalam kehidupan kita agar bangsa-bangsa mengenal siapa Allah. Allah akan memberkati kita agar menjadi berkat bagi orang lain. Amin

tetaplah semangat dan selau bertekun dalam doa

You might also like