Markus 2:17
”Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Mark 2:17
”On hearing this, Jesus said to them, “It is not the healthy who need a doctor, but the sick. I have not come to call the righteous, but sinners.”
Markus 2:17
”Alai umbege i Jesus, ninna ma mandok nasida: Apala na ringkot di angka na hisar pandaoni i, di angka na hansitan do! Ndang na ro Ahu manjou angka partigor, angka pardosa do!”
Pada Markus pasal 12, ditemukan banyak pengajaran tentang pelayanan Tuhan Yesus dalam memberitakan Injil-Nya. Yaitu Injil Kerajaan Allah yang membawa sukacita dan damai sejahtera bagi kita dan semua orang yang percaya kepada-Nya. Pengajaran tersebut antaranya “Tuhan Yesus pergi lagi ke pantai danau, lalu mengajar kepada seluruh orang banyak datang kepada-Nya; Tuhan Yesus memanggil Lewi, pemungut cukai untuk mengikut Dia; Tuhan Yesus makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa; Ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, saling berkata di antara mereka mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa; terakhir Tuhan Yesus menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.
Sebagai perkataan (pengajaran) Tuhan Yesus, renungan hari ini diawali dari kisah/peristiwa Tuhan Yesus (pergi di pantai danau. Di sana, Ia mengajar orang banyak. Pada Markus 12:13, “Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.” Pada waktu itu, perjalanan Tuhan Yesus ke pantai danau, bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, Tuhan Yesus sudah berjalan menyusur danau Galilea. Di sana, Ia mendapati Simon dan Andreas, saudara Simon. untuk dijadikannya penjala manusia. Pada waktu yang berbeda, Tuhan Yesus Kristus kembali lagi ke pantai danau itu. Di sana, di pantai danau yang luas, banyak orang datang berduyun-duyun untuk mendengarkan Firman-Nya yang membawa sukacita dan damai sejahtera. Di sana, di pantai danau yang luas dan dipenuhi oleh banyak orang, Tuhan Yesus mulai mengajar mereka yang rindu mendengarkan pengajaran-Nya yang memberikan ketenangan jiwa. Tuhan Yesus memberitakan dan mengajar mereka tentang Injil Kerajaan Allah yang sudah disimpan-Nya selama berabad-abad lamanya.
Kemudian, Tuhan Yesus memanggil Lewi untuk mengikut Dia. Setelah Tuhan Yesus selesai mengajar banyak orang, kemudian Ia melakukan perjalanan meninggalkan tempat itu. Dalam perjalanan-Nya, Ia melihat Lewi atau Matius anak Alfeus. Ia bekerja di rumah cukai di Kapernaum. Oleh karena itu, ia disebut pemungut cukai. Tuhan Yesus memanggil Lewi agar mengikut Dia. Maka, Lewi kemudian berdiri mengikut Tuhan Yesus. Pada Markus 2:14, dikatakan: Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.” Ketika Tuhan Yesus meninggalkan pantai danau dan melakukan perjalanan, Ia kemudian melihat Lewi disebut anak Alfeus, sedang duduk di rumah cukai, yaitu kantor pajak di mana Lewi bekerja. Tuhan Yesus kemudian memanggilnya agar mengikut Dia, dan dia pun bangkit berdiri dan mengikuti-Nya. Melalui pemanggilan Lewi ini, tersirat bahwa Lewi mengikut Tuhan Yesus dengan setulus hati dan segenap jiwa. Lewi sungguh-sungguh iklas meninggalkan pekerjaannya sebagai pemungut cukai yang mendatangkan banyak uang. Lalu meninggalkannya begitu saja untuk mengikut Tuhan Yesus. Ia meninggalkan masa lalunya yang penuh dosa, kemudian mengikut Tuhan Kristus untuk melayani dan memberitakan Firman-Nya yang membawa sukacita dan damai sejahtera bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Ia meninggalkan profesinya sebagai pemungut cukai untuk kemudian menjadi hamba Tuhan, menjadi Rasul Yesus Kristus.
Seterusnya, Tuhan Yesus makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa. Ketika Tuhan Yesus masuk di rumah Lewi pemungut cukai. Lalu, Ia duduk dan makan bersama dengan banyak pemungut cukai dan orang berdosa. Mereka, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa itu makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, …banyak orang yang mengikuti Dia. Tentu, Tuhan Yesus menggunakan kesempatan itu untuk memberikan pengajaran tentang Firman-Nya yang membawa sukacita dan damai sejahtera. Tuhan Yesus tidak mempedulikan latar belakang kehidupan mereka sebagai para pemungut cukai dan orang berdosa. Karena memang Ia diutus-Nya untuk meluruskan jalan hidup orang berdosa kembali menyembah dan memuliakan Allah Bapa di sorga. Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai, di rumah Lewi ada ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi yang melihat-Nya duduk dan makan dengan pemungut cukai dan orang bersama berdosa itu pada waktu itu. Mereka saling berbisik di antara mereka. Kemudian mereka berkata kepada murid-murid-Nya dan mempertanyakan mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa? Ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi itu, tidak senang melihat kebersamaan antara Tuhan Yesus dengan para pemungut cukai dan orang berdosa yang tampak penuh sukacita dan damai sejahtera. Mereka tidak suka melihat Tuhan Yesus duduk bersama banyak orang berdosa dibeumah Lewi. Karena memang banyak pemungut cukai dan orang berdosa yang hadir di rumah Lewi.
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar tetapi untuk orang berdosa. Oleh sebab Tuhan Yesus mendengar percakapan di antara ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi, maka Ia berkata kepada mereka bahwasannya bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Melalui perkataan ini, Tuhan Yesus menyatakan kepada mereka bahwa Ia datang ke dunia yang fana ini bukan untuk memanggil orang benar. Ia datang ke dunia ini adalah untuk memanggil orang-orang berdosa. Sejatinya, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah orang-orang yang berdiri paling depan menentang diri-Nya dan pengajaran-Nya. Mereka adalah orang-orang yang selalu bersekongkol mencari kesalahan-Nya. Agar mereka dapat menangkap,membawa dan mengadili-Nya di mahkamah agama. Karenanya, mereka merasa tidak senang melihat Tuhan Yesus Kristus makan bersama dan bercakap-cakap dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Itulah sebabnya, maka Tuhan Yesus menyatakan kepada mereka bahwa orang sehat tidak memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Lalu, Ia juga berkata bahwa diri-Nya datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan untuk orang berdosa. Tuhan Yesus datang ke dunia adalah untuk semua orang berdosa yang mau bertobat dan kembali datang beribadah, berdoa, bersyukur, memuji, memuliakan, menyembah, memberi persembahan dan melayani Firman-Nya.
Lalu, pelajaran dahsyat dan ajaib yang dapat kita petik dari perbincangan Tuhan Yesus dengan kaum Farisi dalam renungan ini ialah:
a). Bahwa kedatangan dan pengorbanan-Nya di dunia untuk menebus dan menyelamatkan semua orang berdosa dari hukuman dosa dan kematian kekal. Tuhan Yesus yang menyatakan bahwa orang sehat tidak memerlukan tabib, melainkan orang sakit yang percaya kepada-Nya, maknanya ialah karena pada waktu-Nya, Dia akan menyembuhkan, menghilangkan, mengangkat dan menjauhkan segala sakit penyakit dari kehidupan kita sehingga tidak menimpa kita. Tuhan Yesus datang ke dunia bukan untuk memanggil orang benar, melainkan untuk orang berdosa supaya mau bertobat dan kembali datang beribadah, berdoa, bersyukur, memuji, memuliakan, menyembah, memberi persembahan dan melayani Firman-Nya.
b). Tuhan Yesus merespon siapa saja yang berkata bahwa sesungguhnya kedatangan-Nya ke dunia ialah untuk orang-orang berdosa, memanggil untuk bertobat; menerima yang sungguh-sungguh mencari Dia karena kesadaran untuk meninggalkan dosa kemudian mengikut Dia. Bagi setiap kita yang saat ini merasa tidak layak untuk berjumpa dengan Dia karena pandangan masyarakat akan status kita sebagai seorang mantan (mantan narapidana; mantan seorang residivis, …”merasa mantan melakukan dosa lainnya”), buanglah jauh-jauh perasaan itu sebab Tuhan Yesus sungguh menerima kita apa adanya. Yang lalu biarlah berlalu dan sekarang saatnya sungguh-sungguh mencari Dia dan bertobat. Bila mungkin kita memiliki masa lalu buruk yang membuat kita merasa tidak layak untuk mengikut Tuhan. Renungan hari ini mengingatkan, seburuk apapun masa lalu kita, sehina apapun orang memandang kita, ketika Tuhan memanggil kita menjadi pengikut-Nya, percayalah bahwa Ia menerima dan memulihkan kita.
c). Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Allah atas kasih-Nya dengan cara bertekad untuk tidak melakukan kembali tindakan yang dapat menyakiti hati-Nya (Tuhan Yesus), seperti: “tidak membaca Firman, tidak mau membaca renungan harian, tidak mau berdoa, beribadah, bahkan membully, menggosipi/mengata-ngatai orang lain saudaranya, bahkan mengumpat dan melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan perasaan orang lain (saudaranya)”.
Kiranya, Tuhan Yesus memberkati kita! Amin
Tetap semangat dan tetaplah bertekun dalam doa
By : Pdt. Sikpan K.P. Sihombing, MTh, MPd