Yohanes 6:65
Lalu Ia berkata: ”Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”
Jhon 6:65
He went on to say, “This is why I told you that no one can come to me unless the Father has enabled them.”
Johanes 6:65
Jadi ninna ma: Dibahen i ma umbahen na hudok tu hamu, na so tarbahen manang ise manopot Ahu, ia so Damang i mangalehonsa tu ibana.
Ayat renungan ini adalah ungkapan langsung Tuhan Yesus, di mana perkataan ini diucapkan Tuhan Yesus didorong oleh ketidakpercayaan di antara para murid/ pendengar-pendengarNya. Yesus menjelaskan bahwa walaupun manusia harus percaya, namun sebenarnya kepercayaan itu adalah merupakan suatu karunia yang diberikan oleh Bapa.
Disini terdapat tema “penentuan Allah” (ist. teologinya: predestinasi) bahwa ”Allah sebelumnya telah mengetahui siapa-siapa saja yang tidak percaya, siapa yang setengah hati, dan siapa-siapa yang akan percaya, dan percaya sepenuh hati kepada perkataanNya.” Ini sebabnya Yesus mengatakan bahwa hanya mereka yang ditarik oleh Bapa-lah yang dapat datang kepadaNya. Jikalau orang tidak ditarik oleh Bapa, dia tidak percaya kepada Yesus Kristus (baca: ay. 37 s/d 40 dan ay. 44).
DI pihak lain, ada tiga hal yang seringkali menjadi alasan kebanyakan orang (pada jamannya) datang kepada Yesus yakni: “persoalan/masalah, berkat dan mujizat”. Jarang terjadi, mereka datang menemuiNya karena memang mereka rindu pada firman/perkataanNya.
Seperti di jaman sekarang (masa-masa sulit/sukar) ini, kebanyakan orang datang menemuiNya ialah karena orang itu terhimpit masalah ekonomi, masalah penderitaan/kesengsaraan, penyakit, ingin berkat/muzijat terjadi …dll, maka mereka berduyun-duyun mencari Tuhan (rajin mengikuti persekutuan/pelayanan di mana-mana).
Yaaa! Aktifitas ini tentu sangat baik/baik sekali! Tetapi yang disesalkan, sering sekali semangat dan kerajinan seperti itu tidak bertahan lama, alias musiman saja. Karena, setelah semua masalah (persoalan) telah beres, yang diinginkannya tercapai (terberkati), mujizat dirasa sudah cukup, maka semangat dan kerajinan itu kemudian berangsur-angsur redup hingga padam /surut, akhirnya doa pun menjadi tidak menggebu-gebu lagi.
Itu tadi, apalagi kalau hidupnya sudah terberkati, akhirnya urusan rohani tidak menjadi prioritas lagi. Firman/perkataan Tuhan Yesus baginya menjadi tidak prioritas, ia hanya berminat mendengar khotbah-khotbah yang bertemakan berkat saja (kotbah dari teologi sukses, di luar tema kotbah sukses/berkat maka kotbah/pengkotbah itu dicacinya sebagai ciri kotbah/pendeta (pengkotbah) dari denominasi
”Mungkin banyak ungkapan yang dilontarkan seperti kolot, tidak hidup, ketinggalan jaman”, begitu katanya! Pada hal, poin penekanan renungan ini ialah bahwa ”Tuhan inginkan para pengikutNya memiliki kesetiaan dan kesungguhan mengiring Dia di segala keadaan.” Ini sebabnya Tuhan Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24).
Lalu, bila renungan hari ini mengatakan: ”Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”
Maka peneguhan renungan ini kepada kita ialah:
a). Setiap kita harus yakin bahwa ia harus benar-benar selamat, tidak meragukan keselamatan yang diperolehnya. Mari mengingat ini, bahwa yang baik itu tidak 100% benar! Karena kebenaran (sesuai yang ditulis Alkitab) bahwa ”keselamatan itu harus dipertahankan, harus diperjuangkan/berusaha” apa lagi “jangan murtad” dan kehilangan keselamatan itu.
“Karena, keselamatan yang dari Tuhan Yesus TIDAK AKAN BISA HILANG, itu adalah kemutlakkan otoritas (penentuan/predestinasi) Tuhan dalam rencana dan anugerah-Nya atas orang yang dikasihiNya dari kekal sampai kekal. Keputusan Allah adalah kekal, tidak berubah, suci, adil, dan mahakuasa dan didasarkan atas pengetahuan sebelumnya tentang semua peristiwa dan tidak terpengaruh oleh ciptaan/kejadian yang berlangsung. Dari kerangka “penentuan/predestinasi Allah” ini, maka maka Tuhan memilih kita sebagai umatnya “untuk selamat” atau “tidak diselamatkan” yakni dalam rangka penebusan dosa sesuai yang telah diketahuiNya sebelumnya.
b). Kasih dan kerinduan seharusnya menjadi dasar bagi kita mencari Tuhan, bukan karena yang lain. Maksudnya, memiliki motivasi yang benar saat datang dan mendengar firmanNya (datang kepada Tuhan) itulah yang terbaik! Oleh sebab itu, mari memiliki kerinduan seperti Daud: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” (Mazmur 42:2-3).
c). Jika akhir-akhir waktu ini, ada banyak orang Kristen mundur dan akhirnya menjadi murtad dari imannya karena mereka merasa bahwa hidup di luar Tuhan itu lebih menjanjikan daripada harus berjerih lelah mengikut Yesus. Mereka maunya yang enak-enak saja dan tidak mau membayar harga! Banyak hal yang membuat mereka meninggalkan Tuhan yaitu tergiur dengan apa yang ditawarkan dunia misalnya “jodoh, harta kekayaan, jabatan dan sebagainya.” Mengikut Tuhan berarti mengasihi Dia dan taat melakukan kehendak/firmanNya; mengikut Tuhan berarti siap meninggalkan kehidupan lama dengan segala konsekuensinya; mengikut Yesus juga berarti berkomitmen: sekali Yesus tetap yesus seumur hidup!
d). Benar bahwa keselamatan adalah karunia dari Allah, dan benar bahwa Allah-lah yang menentukan berkatNya bagi setiap kita. Namun demikian adalah keputusan setiap kita (dari kehendak bebas kita) untuk menerima anugerah Tuhan Yesus atau tidak, itu tergantung dari kemauan setiap kita. Hanya perlu diingat perkataan renungan hari ini, ”Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Amin
Tetaplah semangat dan selalu bertekun dalam doa dan firmanNya
by : Pdt. Sikpan K.P. Sihombing, MTh, MPd