Renungan Paskah I YESAYA 25:6-9 “BERSUKA CITA KARENA KESELAMATAN”

Paskah “Kebangkitan Yesus” disaksikan Para Malaikat Sorgawi

Yesaya 25:6-9

  1. “TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.
  2. “Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa.
  3. “Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.
  4. “Pada waktu itu orang akan berkata: “Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!”

Penjelasan :

*Saudara-saudari di setiap kehidupan manusia, hal yang paling didambakan/diharapkan terjadi ialah suka cita. Seseorang yang merasakan sukacita dapat disebabkan adanya sesuatu hal didapatkan atau karena meraih sesuatu keberhasilan. Tidak mudah untuk meraih sukacita, berbagai tantangan dihadapi dan berbagai pergumulan datang silih berganti.

Akan tetapi jika terus berusaha dan senantiasa berpegang pada perintah Tuhan, maka apa yang kita inginkan/harapkan akan tercapai. Demikian dengan tekanan nats ini, umat Allah bersuka cita karena “keselamatan bangsa-bangsa datang dari Sion”. Sebagai mana peristiwa saat ini, kita bersukacita karena keselamatan kita nyata melalui karya Yesus kristus di dalam Paskah.

Sesungguhnya sama seperti kegelapan malam, tiba-tiba diterobos oleh fajar (sinar) yang terbit, demikianlah keadaan manusia sebelumnya berada dalam kegelapan, dan tiba-tiba diterobos oleh datangnya terang kasih karunia Allah (kemenangan Paskah). Kasih karunia Allah, datang di dalam diri Yesus untuk menyelamatkan manusia, tidak hanya semasa Yesus berada di dunia ketika itu, melainkan terus menerus berlangsung sampai sekarang.

Kasih karunia Allah yang menyelamatkan tidak berhenti di Golgatha, melainkan terus bekerja sebagai suatu kekuatan yang membaharui hidup orang percaya.

**Suka cita karena keselamatan Allah, tindakan ini dimaksudkan untuk semua orang. Penerimaan manusia kepada keselamatan Allah, ini tergantung kepada manusia, apakah manusia mau menerima dengan iman kekuatan yang menyelamatkan itu atau tidak ?

Keselamatan kita telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di dalam Roh Kudus di mana keselamatan itu tidak hanya memberi pengampunan dosa melainkan ia mendidik kita untuk mengenal kehendak Allah dan Ia memberi kekuatan untuk melaksanakan itu.

Kekuatan yang memampukan kita meninggalkan perilaku buruk yakni memutuskan sikap untuk meninggalkan pola hidup lama yang dikuasai oleh kejahatan, kefasikan dan keinginan duniawi (Filp. 3:14). Beralih melakukan kehidupan yang bijaksana (dapat menguasai diri) adil dan beribadah.

Sikap seperti ini menggambarkan sikap baru dari orang percaya terhadap diri sendiri (dapat menguasai diri), terhadap sesama manusia (adil) dan terhadap Allah (beribadah). Di mana dalam dunia sekarang ini, orang percaya harus memperbaiki keadaannya melalui kehadirannya di dunia ini.

***Berhubung dengan pesan tes kotbah ini, mari dulu semua merenungkan makna pengorbanan Yesus sebagai inti keselamatan kita. Pengorbanan yang tanpa batas:

“Dia bersedia memikul dosa kita.” Suatu perbuatan yang luar biasa sebab Ia melakukannya tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan. Yesus melakukannya bukan semata-mata karena perbuatan baik kita, melainkan karena Tuhan kita itu tidak ingin melihat kita hidup melulu di dalam dosa.

Ia merespon kita dengan meminta jawaban yang pasti yakni agar kita hidup di dalam kebenaran, bukan di dalam kepura-puraan dan dosa. Bilur-bilurNya menjadi khasiat yang luar biasa yang menyembuhkan kita dari ragam penyakit, ragam perjuangan hidup.

Bilur-bilurNya memberi kepada kita keberanian melepaskan diri dari penindasan kekuasaan yang tidak adil. Kita dapat bayangkan bagaimana beratnya beban yang dipikul Yesus saat Ia memikul salib, disalibkan hingga kematianNya.

Terlebih beban yang dipikulNya ketika menanggung dosa-dosa kita, melebihi beban yang pernah kita tanggung yang tidak pernah disamakan dengan beban seberat apa pun yang pernah kita pikul. Beban dosa, bukan hanya dosa perorangan melainkan beban dosa semua orang tanpa terkcuali.

**** Saudara-saudari, Yes 25:6-9: “sungguh Tuhan akan menyediakan bagi bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk; sungguh Tuhan akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala bangsa, sungguh Tuhan akan meniadakan maut, sungguh Tuhan akan menghapus air mata dari segala muka; sungguh Dialah Tuhan yang kita nanti-nantikan, marilah bersoraksorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakanNya”.

Demikian kokohNya kesaksian ini dan sendirinya firman ini merupakan kesaksian kita untuk tidak pernah takut sebab sesungguhnya di dalam Yesus nyata keselamatan kita. Ia perduli kepada kita manusia. Perhatian yang menegaskan ragam tindakanNya kepada manusia hingga kepada kematian kebangkitanNya.

Kenyataan ini, tidak ditunjukkan Allah melalui ketinggian keilahianNya bahwa sesungguhnya kita harus meresponnya dengan ucapan syukur melalui semakin giat dan tekun dalam iman di tengah kehidupan kita”.

Penekanan kalimat: “semakin giat dan tekun dalam iman di tengah kehidupan kita”. Yang dikehendaki oleh Yesaya dari kita ialah bila keadaan umat Tuhan yang sedang berada di dalam penderitaan karena pembuangan, melaluinya banyak kegetiran hidup berlangsung setiap waktu, maka penting bagi umat Tuhan, berlangsung segera pembebasan.

Oleh karena itu, Yesaya menghimbau umat Tuhan agar kita kuat menampakkan sikap hidup yang baik. Yang menjadi focus perhatian kita di tengah situasi kehidupan ini ialah jangan sekali-kali kita sebagai sumber dan penyebab dari banyak kekecewaan orang di sekitar (masyarakat) kita terjadi.

Jika sikap hidup seperti ini dilakukan maka tentu “penguasa Babel” akan membiarkan kita ( umat Tuhan) hidup sentosa di pembuangan. Itulah sebabnya Yesaya sangat meminta umat itu untuk “selalu berdoa kepada Tuhan”. Supaya keselamatan Tuhan tetap menyertai.

Arah pergumulan Yesaya ini, jelas merupakan inti suka cita kita yakni kebanggaan yang kita peroleh melalui “aktifitas: semakin giat dan tekun dalam iman di tengah kehidupan kita”.

*Saudara-saudari, banyak orang mengatakan bahwa waktu ini merupakan saat berlangsungnya kebangkitan iman di tengah masyarakat kita. Masalahnya, kemana arah kebangkitan iman ini kita tujukan/tekankan? Bila gerakan kebangkitan dan kebangunan rohani muncul sejak dulu hingga kini sebaliknya: ada kecenderungan di tengah semangat munculnya kebangkitan rohani ini, banyak dari antara orang Kristen sekarang justru semakin menolak gereja.

Sebagimana kebangkitan Yesus dalam peristiwa Paskah, model kebangkitan rohani orang Kristen sekarang sangat menekankan “keyakinan yang kuat kepada Tuhan” serta buah yang harus dinampakan di tengah persekutuan sehari-hari di tempat mana kita di berkarya.

Berhubung dengan perayaan ini, mari diajak supaya kuasa kebangkitan Yesus diam di hatimu. Demikian engkau merasakan kepemimpinan Tuhan dalam hidupmu. Sebab Ia merupakan pengharapan, semangat hidup dan keselamatan kita. Bila kita merayakan peristiwa kebangkitan Yesus saat ini, jangan hendaknya perilaku kita mengakibatkan semakin banyak orang sakit hati, kecewa, sedih, dan lain sebagainya.

Jangan lagi orang lain, mendengki dan kecewa terhadap kita karena tidak memiliki kuasa kebangkitan itu. Oleh karena itu, mari bangkit bersorak-sorai memuji Tuhan karena keselamatan kita telah diberikan. Mari bangkit generasi muda mengusahakan kesejahteraan bersama itu melalui kesadaran moral pemuda/i Kristen di berbagai bidang.

Oleh karena itu hindarkanlah dirimu dari pengaruh jaman (narkoba …dll) agar suka cita dan keselamatanmu terwujud. Gerenarasi Kristen adalah pelaku dari suka cita bersama, oleh karena itu yang terlebih dahulu sejahterakan iman dan masa depanmu, sendirinya kamu menjadi sukacita di tengah lingkunganmu. Kuasa kebangkitan Tuhan menyertai kita semua, A m e n

You might also like