Renungan Markus 12 : 27 “JANGAN HANYA SEKEDAR TAKJUB SAJA”

Foto : Ilustrasi

Markus 1:27
”Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya”

Mark. 1:27
The people were all so amazed that they asked each other, “What is this? A new teaching—and with authority! He even gives orders to impure spirits and they obey him.”

Markus 1:27
Jadi longang ma rohanasida saluhutna, pola masisungkunan nasida, angka didok ma: Na beha do on? Poda na imbaru do on! Ai gari angka tondi na hodar dipaksa mardongan sahala, gabe dioloi do Ibana.

JANGAN HANYA SEKEDAR TAKJUB SAJA

Pada renungan ini diinformasikan bahwa orang orang di Kapernaum merasa “takjub” (/=terpesona) ketika mendengar pengajaran Yesus penuh kuasa dan tidak seperti para ahli Taurat (22).
Mereka takjub (terkejut/heran, ist. Batak: “longang roha nasida” ) juga karena pelayanan-Nya penuh dengan kuasa sehingga roh jahatpun tunduk kepada-Nya (25-27).

Saat itu juga, orang yang kerasukan roh jahat, orang itu berteriak “Apa urusanMu dengan kami hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Ungkapan “Yang Kudus dari Allah” dimaksudkan untuk membedakan Yesus dengan orang lain yang bernama sama.

Roh jahat itu mengetahui identitas Yesus yang sebenarnya, bahkan dia begitu ketakutan, sehingga sewaktu Yesus menghardiknya, maka roh jahat itu keluar dari orang tersebut.

Pada kesaksian Markus, kisah ini merupakan yang kedua kalinya orang yang menyaksikan peristiwa itu takjub kepada Tuhan Yesus. Sehingga kabar itu bukan hanya diam dalam rumah ibadat itu saja, tetapi diberitakan terus ke seluruh penjuru Galilea.

Yang ironis dari sikap “takjub” (heran), ketakjuban mereka hanyalah sebatas kagum dan rasa heran. Apa yang dilihat tidak membuat mereka ingin mengenal Tuhan secara pribadi.

Memang mereka memperbincangkan tentang Yesus sampai kabar itu cepat tersebar di seluruh Galilea (28). Namun semua itu hanya sebatas perasaan takjub belaka. Tidak disebutkan bahwa di antara mereka ada yang percaya Yesus.

Ironisnya, disebutkan bahwa roh jahat tahu tentang Yesus (24), bahkan roh-roh itu takut kepada-Nya dan menaati-Nya (27).

Hadirnya roh jahat yang merasuki salah seseorang di Kapernaum yang berada di Synagoge mengejutkan halayak ramai. Namun, gangguan roh jahat ini tidak mampu mengganggu dan menghalangi pengajaran Yesus. Justru insiden itu menyatakan kehadiran kuasa Ilahi yang hadir dalam pelayanan Yesus. Kalau sebelumnya kuasa Yesus hanya terlihat dalam pengajaran-Nya, sekarang orang-orang dapat melihat kuasa itu bekerja dalam pelayanan-Nya.

Sehingga mereka semakin takjub setelah menyaksikan roh jahatpun taat pada perkataan-Nya. Atas kendali roh jahat yang ada di dalamnya orang itu berteriak “Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah”.

Tetapi Tuhan Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya (Mrk. 1:23-26).

Tuhan Yesus memperlihatkan kuasa-Nya pada saat Ia mengatakan kepada roh jahat itu apa yang harus ia lakukan, dan roh jahat itupun taat kepada-Nya.

Renungan hari ini memberi pesan kepada kita bahwa tanpa kuasa rohani, ajaran kekristenan hanya akan menjadi sebuah pengetahuan belaka. Tanpa kuasa rohani, pengajaran iman tidak akan mampu memberi dampak terhadap pikiran, hati dan perbuatan kita.

Ketika orang banyak mendengar pengajaran dan perkataan Tuhan Yesus yang penuh kuasa, mulai memperbincangkannya serta menyampaikannya kepada orang-orang lain. Oleh karena itu, kabar tentang Tuhan Yesus dengan cepat tersebar ke segala penjuru di seluruh Galilea (Mark. 1:27-28).

Di kemudian hari Tuhan Yesus dapat mengajar dan berkata-kata dengan kuasa telah memberikan kuasa itu kepada murid-murid-Nya (dan kepada kita sekarang). Ia berkata “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Matius 28:18).

Jadi, langkah untuk dapat mengajar dan berkata-kata dengan kuasa ialah:

a). Mari belajar kepada-Nya; kemudian mari memberitakan Injil-Nya; dan marimengajarkan firman-Nya. Tuhan Yesus tidak saja memanggil kita untuk menjadi orang yang percaya kepada-Nya, tetapi juga untuk menjadi murid-murid-Nya. Untuk bisa mengajar dan berkata-kata dengan kuasa seperti Tuhan Yesus, kita harus terlebih dulu menjadi murid-Nya.

b). Mukin kita senantiasa berkutat dalam dosa karena mengikuti jalan dunia, mentaati roh jahat yang sekarang bekerja di antara orang-orang durhaka, serta menuruti keinginan dan hawa nafsu daging. Berita Injil membawa orang-orang untuk mengenal dan menerima anugerah keselamatan dari Allah.

Ingatlah, Firman Tuhan memiliki kuasa untuk menerangi dan menumbuhkan. Firman Tuhan dapat memberi hikmat dan menuntun seseorang kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus, serta bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timoteus 3:16). Oleh karena itu, agar kita dapat mengajar dan berkata-kata dengan kuasa dari Tuhan maka jangan lupa dengan belajar kepada-Nya; beritakan Injil-Nya; dan mengajarkan firman-Nya. Amin!

c). Kehidupan kita adalah bukti karya Allah. Kalau sering kita renungkan, maka kita pun akan takjub. Penuh keheranan dan kita mengucap syukur untuk kasih Allah dalam hidup kita. Manusia yang penuh dosa seperti kita, tetap menerima kasih Allah. Di tengah-tengah kekurangan kita, maka saat itu jugalah kita dikuatkan oleh Allah. Sewaktu membutuhkan pertolongan, maka Allah mengulurkan tangan-Nya untuk untuk menolong dan menghibur kita. Jdi, beritakanlah memberitakannya bukti kuasanya melalui hidup kita, Amin

tetap semangat dan selalu bertekun dalam doa

Pdt Sikpan Sihombing, Sth

You might also like