Mengulas Gaya Kepemimpinan Jokowi Yang visioner dan Inovatif, Apakah Efektif di Masa Pandemi?

Foto: Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Sumber: rm.id)

Oleh: Salwa Ismi Nabila, Mahasiswi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia.

IndependenNews.com | Kepemimpinan atau leadership merupakan suatu kemampuan yang sangat dapat mempengaruhi serta juga sebagai faktor penggerak dalam suatu organisasi dengan tujuan agar tercapainya segala hal yang diinginkan pada organisasi tersebut. Gaya kepemimpinan visioner merupakan kepemimpinan yang mampu memiliki wawasan akan suatu masa depan sehingga mampu menetapkan visi serta langkah-langkah ke depan untuk dapat mewujudkannya, apalagi pada era modern seperti ini kita sangat membutuhkan pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan visioner. Sedangkan kepemimpinan inovatif sangat kita perlukan dalam menjalankan birokrasi publik pada era ini, hal seperti ini disebabkan karena kita telah memasuki suatu era disrupsi teknologi yang mana pada era ini secara tidak langsung menuntut seorang pemimpin dalam memberikan pelayanan publiknya harus semakin inovatif menyesuaikan jaman dan situasi yang ada.

Ir. H. Joko Widodo memiliki suatu konsep kepemimpinan yang menjadi ciri khas yang mana hal ini sudah sangat melekat pada diri beliau, kita mengenalnya dengan istilah ‘Blusukan’ tentunya gaya kepemimpinannya ini sudah beliau lakukan semenjak menjabat menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga kini menjadi pemimpin nomor 1 Indonesia. Dengan gaya ‘Blusukan’ ini tentunya menjadikan beliau sebagai seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat dan mendengar aspirasi rakyat secara langsung serta menggambarkan sosok pemimpin yang berkonsep karismatik dan partisipatif. Selain itu Jokowi menggambarkan seorang pemimpin yang memiliki konsep kepemimpinan yang sederhana, tanggung jawab serta amanat, hal ini dapat terlihat dari hasil atas upaya-upaya beliau memajukan Kota Solo pada periode jabatannya misalnya dengan menerapkan teknologi masa kini pada sistem pelayanan publiknya namun tetap diiringi dengan budaya Solo yang terus melekat, lalu membentuk tatanan Kota Jakarta lebih baik dari sebelumnya, serta pembangunan infrastruktur negara yang kian semakin lebih baik.

Lantas dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang Visioner dan Inovatif seperti ini dan seiring telah munculnya suatu krisis pandemi yang datang secara tiba-tiba yang mana hampir mempengaruhi berbagai negara dari segi politik, ekonomi maupun tatanan negaranya, khususnya pada bangsa kita ini di era kepemimpinan Jokowi memunculkan suatu pertanyaan “Gaya Kepemimpinan Jokowi Yang Visioner dan Inovatif, Apakah Efektif di Masa Pandemi?”. Pertanyaan ini akan diulik dalam tulisan ini.

Respons Pemerintah Terhadap Awal Munculnya Corona Virus Disaese 19

Tidak dapat kita pungkiri pada fakta yang telah terjadi disertai dengan jejak digital yang ada bahwasannya respons pemerintah ketika awal mula munculnya pandemi cenderung “Kurang Tegas dan Belum Jelas”, hal tersebut disebabkan karena tepatnya pada tanggal 31 Desember 2019 ketika China melaporkan kasus pertama Virus ini ke World Health Organization (WHO) yang juga disertai dengan laporan tentang catatan orang-orang yang telah terinfeksi dan menelusuri orang yang berkontak langsung dengan pasien terinfeksi. Lalu pada tanggal 11 Januari 2019, beberapa kemudian hari setelah World Health Organization mengeluarkan suatu publikasi mengenai hal apa saja yang menjadi prosedur dalam mendeteksi Corona Virus Disaese 19 ini, saat itulah kasus kematian yang pertama akibat virus ini terjadi oleh sebab itu juga pada akhirnya WHO memberikan peringatan terhadap potensi penularan virus ini dan mengingatkan seluruh rumah sakit di dunia ini untuk mewaspadai terhadap gelombang virus tersebut.

Pada sekitaran tanggal 23 Januari 2019 situasi dan kondisi China akibat penyebaran virus ini semakin mencekam bahkan pemerintah China pada saat itu membuat kebijakan darurat dengan melakukan lockdown pada kota yang pertama kali terdeteksi virus ini yaitu Wuhan. Sedangkan pada tanngal dan tahun yang sama ketika dunia sedang khawatir akan penyebaran virus ini, bukannya melakukan antisipasi pemerintah kita Jokowi malah memberikan statement bahwa Indonesia tidak terdapat penularan satu indikasi mana pun terkait dengan virus ini, tentunya hal ini sangat teramat disayangkan. Bahkan banyak dari para pejabat publik yang mengolok-olok terkait virus ini seperti misalnya yang telah disampaikan oleh Ribka Tjiptaning selaku Fraksi PDIP pada Komisi IX DPR yang mengatakan “Komunitas rondo memesona” pernyataanya ini ia sampaikan ketika melakukan rapat bersama dengan Menteri Kesehatan Terawan. Bahkan seorang Luhut Pandjaitan ketika sedang diwawancarai oleh para wartawan yang juga menanyakan perihal virus Corona ini mengolok-olok virus ini dengan sebutan “Mobil Corona”. Lalu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga memberikan guyonan terhadap virus ini, ia mengatakan “Orang Indonesia ini kekebalannya sangat super karena sering makan nasi kucing” katanya.

Hingga pada akhirnya setelah beberapa bulan munculnya virus pertama ini di China, pada sekitaran bulan Maret tepatnya pada tanggal 2, Presiden Jokowi mengeluarkan statement mengenai kasus positif pertama virus corona di Indonesia yaitu seorang ibu berusia 61 tahun dan anaknya yang berusia 31 tahun setelah melakukan kontak langsung dengan warga negara Jepang lalu kembali ke Indonesia. Hingga pada akhirnya terjadi kelonjakan yang sangat drastis terhadap orang-orang yang teridekasi terinfeksi virus ini di Indonesia, tentunya hal ini memberikan kepanikan dan membuat siatuasi kala itu tidak terkendali.

Upaya Penanganan Pandemi Dikaitkan Dengan Gaya Kepemipinan Jokowi Yang Visioner Dan Inovatif

            Dibalik kekurangan dan kelalaian pemerintah dalam merespons awal masuknya virus ini yang dapat dikatakan lambat dan tidak melakukan tindakan preventif, sehingga menyebabkan terjadinya lonjakan yang cukup drastis. Oleh sebab itulah berbagai upaya mulai diluncurkan pihak pemerintah untuk dapat mengatasi mengenai virus ini. Berkaca dari gaya kepemimpinan Jokowi yang visioner dan inovatif kita dapat melihat bahwa Jokowi telah menerapkan beberapa kebijakan terkait penanganan pandemi ini misalnya dikaitkan dengan gaya kepemimpinan visioner pada hal ini Jokowi membuat suatu kebijakan terkait social distancing hingga melakukan lockdown bahkan juga menetapkan kebijakan PSBB sebagai salah satu alternatif dimana pada hal ini Jokowi sendirilah yang memutuskan bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar maupun pekerjaan dilakukan secara daring atau online hal ini dimaksudkan sebagai suatu langkah pencegahan agar pada kedepannya tidak terjadi lonjakan terhadap orang-orang yang terinfeksi wabah virus ini, namun karena desakan masyarakat akan ekonomi pada akhirnya Jokowi menetapkan kebijakan PSBB yang dimaksudkan untuk memberi kelonggaran kepada masyarakat untuk dapat menjalankan kegiatan perekonomian namun harus tetap diiringi dengan protokol kesehatan yang ketat, tentunya kebijakan ini sudah cukup menggambarkan sosok pemimpin yang visioner yang mampu mentepkan langkah-langkah ke depan dengan suatu tujuan tertentu.

            Sebagai seorang pemimpin yang visioner, Jokowi juga menetapkan suatu kebijakan terkait penanganan virus ini dengan mengeluarkan beberapa peraturan seperti KEPPRES No. 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Penangan COVID-19, peraturan ini dibentuk untuk menidaklanjuti penanganan akibat adanya penularan virus yang kian bertambah setiap harinya. Selain itu peraturan lain yang dikeluarkan Presiden Jokowi yang berkaitan dengan pandemi ini ialah PP Nomor 21 Tahun 2020 terkait dengan PSBB yang bertujuan untuk mempercepat penangan COVID-19 dengan membatasi gerak lingkup masyarakat, agar dapat menekan penyebaran virus. Pemerintah Jokowi sebagai sosok pemimpin yang visioner juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah yang dimaksud sebagai pengganti dari UU Nomor 1 mengenai Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penangan Pandemi Corona Virus Disaese 2019, pada peraturan ini kita dapat melihat sosok Jokowi yang sangat berupaya mengatasi pandemi dengan memfokuskan kebijakan keuangan negara ke arah penangan COVID-19 seperti untuk membeli kebutuhan APD, menyalurkan bantuan sosial ke masyarakat akibat terbatasnya ruang gerak, membeli pasokan vaksin yang kemudian disalurkan ke masyarakat secara gratis dan berkala, hal tersebut sudah menjadi langkah tepat sebagai seorang pemimpin visioner.

            Berkaitan dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang inovatif di era teknologi serta pandemi yang telah terjadi pada saat ini, telah mendorong seorang pemimpin untuk dapat melakukan berbagai upaya inovatif untuk dapat mengkontrol masyarakatnya guna menekan penyebaran virus yang semakin luas yaitu Jokowi sendiri bekerja sama dengan instansi yang terkait untuk membuat suatu kebijakan mengenai pembentukan aplikasi. Yang mana aplikasi ini berguna sebagai track yang dapat memudahkan pemerintah dalam mengkontrol penyebaran COVID-19, kita mengenal aplikasi ini dengan sebutan PeduliLindungi. Serta Jokowi dengan memanfaatkan teknologi, memberikan arahan kepada KOMINFO untuk memberikan informasi-informasi serta protokol yang perlu dilakukan masyarakat melalui pesan dan informasi yang disampaikan, hal ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat terkait bahaya COVID-19. Dengan mengubah sistem pembelajaran menjadi online atau daring, selain untuk menekan penyebaran virus Jokowi berharap bahwa generasi ini mampu memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya bahkan pemerintah juga memberikan subsidi kuota kepada para pelajar dan pembimbing pendidikan sebagai bentuk penunjang pembelajaran.

            Dari pernyataan-pernyataan diatas kita dapat simpulkan bahwa gaya kepemimpinan Jokowi yang visioner dan inovatif tersebut efektif saat diterapkan pada pandemi ini. Terlihat dari beberapa kebijakan yang telah Jokowi buat sangat berfefek pada penurununan angka orang-orang yang terpapar virus ini dengan cukup drastis, bahkan karena penurunan yang cukup signifikan ini maka dari itulah muncul konsep new normal. Jokowi sendiri sudah cukup dianggap berhasil dalam penanganan pandemi ini, walaupun dilain sisi masih terdapat orang-orang yang terinfeksi namun angkanya sudah dapat ditekan dan mampu dikontrol pemerintah. Dari beberapa kebijakan yang diberlakukan Jokowi kita menyadari satu hal bahwa beliau sebagai seorang pemimpin menerapkan suatu konsep ‘Ansipatif’ yang berarti bahwa Jokowi sendiri belajar dari pengalaman-pengalaman negara lain dalam menghadapi pandemi dan cenderung melakukan hal yang serupa dikarenakan cara yang diikuti cukup terbilang efektif. Jokowi dalam memutuskan suatu kebijakan juga melihat terkait the situasional approach sehingga apapun yang beliau tetapkan pasti akan tepat sasaran. Bahkan demi untuk meningkatkan perekonomian negara akibat dari pandemi ini, Jokowi bahkan berhasil membangun infrastruktur berupa sirkuit Mandalika dengan tujuan untuk dapat mempromosikan keindahan alam negara Indonesia guna meningkatkan minat wisatawan luar untuk berkunjung serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dan negara.

Data Diri Penulis:
Nama : Salwa Ismi Nabila
No. Telpon : 089673751257
Status/Jabatan : Mahasiswi S-1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia

References:

Balqis, M. F. (2020). Menakar Kualitas Kepemimpinan Presiden Jokowi Di Tengah Wabah Pandemi COVID-19. Journal Umj, Volume 1 No.2

CNBC Indonesia, “Sederet Bukti Konkert Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi” http://www.cnbcindonesia.com/news/20190214123837-4-55506/sederet-bukti-konkret pembangunan-infrastruktur-era-jokowi

Fathur, R. (2016). Kepemimpinan Bertumbuh Jokowi. E-Papper: 50 Kiat Memimpin Pada Era Perubahan.

Hersugondo, E. S. (2008). Kepemimpinan Yang Efektif dan Perubahan Organisasi. Fokus Ekonomi, 7(2), 87.

Steers, R. M. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Tangguh, C. (2020). Respons Pemerintah Indonesia Terhadap Pandemi Covid-19: Desekuritisasi Di Awal, Sekuritisasi Yang Terhambat.

You might also like