HUKUM TABUR TUAI

Foto : Ilustrasi

Galatia 6:7
“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya”

Hukum tabur tuai merupakan salah satu hukum yang masih berlaku sampai dengan saat ini.

Maksud dari hukum tabur tuai ialah, apa yang ditabur saat ini, itulah yang kelak akan dituai. Misalkan, kalau menabur/menanam biji jeruk maka yang akan dituai/didapat adalah buah jeruk sebagai hasil panennya.

Pada renungan hari ini (Galatia 6:7) dikatakan bahwa apa yang ditabur orang maka akan dituainya. Artinya, *kalau ditabur yang baik maka yang akan dituai ialah yang baik juga.

Sedangkan sebaliknya, kalau yang ditabur yang tidak baik/jahat maka yang akan dituai yang tidak baik/jahat juga.* Maksud perkataan ini terang bahwa apa pun yang diperbuat orang (baik atau jahat), semuanya tak lepas dari pengawasanNya:

“Tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan Tuhan, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Tuhan, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.”

(Ibrani 4:13) yang pada saatnya pasti akan menghasilkan suatu tuaian. Namun saat menuai bagi setiap orang itu tidaklah sama waktunya. Sama seperti petani yang menabur bibit jeruk, semua bibit akan bertumbuh dan menuainya juga tidak sama waktunya.

Demikian halnya, ada banyak orang tidak berhenti menabur kejahatan, kekerasan dan kekejian terhadap orang lain dan mereka sama sekali tak memikirkan akibatnya di kemudian hari.

Untuk sekian waktu lamanya mungkin tidak terjadi apa-apa atau tidak ada hal-hal yang patut dikuatirkan. Mereka masih dapat menikmati hidup dan semua sepertinya berjalan tanpa kendala.

Tapi begitu mereka menginjak masa tua, tanpa dirasa semua perbuatan yang telah ditabur di waktu-waktu lalu, kini mulai dituai. Mereka panen, tapi yang dipanen adalah hal-hal buruk yang sama sekali tak diharapkan terjadi dan tidak disangka-sangka.

Firman Tuhan secara tegas menyatakan: “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6:8).

Pertama, Jadi, marilah kita menabur hal-hal yang baik: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9).
“Mungkin ada di antara kita yang merasa jemu berbuat baik, karena selama ini tidak membuahkan hasil apa-apa. Tetapi jangan lupa, saat menuai itu belum tentu sekarang, mungkin 1, 5, atau 10 tahun kemudian, atau mungkin juga anak cucu kita yang akan menuai. Pastinya yang akan kita tuai adalah hal-hal yang baik sesuai apa yang ditabur. Coba bayangkan jika orangtua menabur kejahatan, tetapi yang menuai bukan dirinya sendiri, melainkan anak cucunya…!?

Kedua, Setiap perbuatan baik yang kita lakukan, itu tidaklah sia-sia. Ada saatnya (kelak) kita akan menuai/menikmati kerja keras yang telah kita lakukan.

“Kalau kita menantikan taburan agar tampak hasilnya, nantikanlah sambil berharap bahwa suatu saat kelak apa yang ditabur itu akan kita tuai. Kalau kita berhenti menabur maka kita sebenarnya menghentikan berkat bagi diri kita sendiri. Sebelum Yesus menjadi pokok keselamatan, Dia harus menabur dulu dalam ketaatan dan kesetiaan, sampai akhirnya dibuktikan bahwa Yesus menjadi Juru selamat dunia.”amin

Penulis :
Pdt. Sikpan K.P. sihombing, MTh, MPd

You might also like