KESEHATAN, Dua gnjal babi yang dicangkokkan kepada tubuh seorang pria yang mengalami mati batang otak (brain dead) dalam sebuah uji klinis atau eksperimen di Amerika Serikat.
Hasilnya, selama 77 jam eksperimen pasca operasi transplantasi dilakukan tidak terjadi penolakan.
Sebelumnya, sebelum dilakukan operasi pencakokan kedua ginjal babi itu telah direkayasa secara genetik untuk menekan peluang ditolak oleh sistem imun tubuh pasien penerima.
Hasil tersebut dipublikasikan dalam American Journal of Transplatation 20 Januari 2022 lalu.
“Momen itu sebuah tonggak sejarah besar dalam bidang xenotransplantasi, yang dianggap sebagian kalangan solusi terbaik mengatasi krisis donor organ,” kata dokter bedah Jayme Locke dari Fakultas Kedokteran di University of Alabama.
Menurut dia, “Kita telah mendapatkan data keselamatan dan efektivitas yang diperlukan untuk memulai uji klinis.”ujarnya dikutip dari Reuters.
Eksperimen ini dilakukan kepada pada pasien bernama Jim Parsons pada 30 September 2021 lalu. Kedua ginjal yang didonorkan berasal dari hewan babi yang sama dalam transplantasi jantung untuk pasien bernama David Bennett pada 7 Januari 2022.
Bennett diberikan organ jantung babi karena tidak ada opsi lain untuknya. Sedangkan cangkok ginjal dilakukan sebagai uji awal keselamatan pasien penerimanya.
Keluarga mengizinkan tubuh Parsons dijaga tetap hidup menggunakan mesin ventilator hingga studi cangkok ginjal babi itu selesai dilakukan.
Dalam uji tersebut, ginjal pasien Parsons dikeluarkan untuk digantikan dengan ginjal babi yang sudah direkayasa secara genetik.
“Jim pasti berharap untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang dari masalah kesehatan vital tersebut, apalagi dia mengetahui sangat berpotensi menyelamatkan ribuan orang, dengan eksperimen ini,” ujar mantan istri Parsons, Julie O’Hara.
Organ-organ babi normalnya tidak bisa begitu saja dicangkokkan karena mereka pasti akan ditolak sistem imun tubuh manusia, meski si pasien diberikan obat untuk meredam respons imun tubuhnya.
Namun, organ babi yang digunakan pada eksperimen dan terapi itu sudah menjalani rekayasa genetik oleh perusahaan bioteknologi Amerika, Revivicor.
Sebanyak empat gen pada babi telah dinonaktifkan, termasuk sejumlah kode protein yang berperan memicu respons imun tubuh si resipien.
Babi yang sama juga mendapatkan tambahan enam gen milik manusia, dengan tanda-tanda disfungsi ginjal yang keluarganya menyetujui percobaan tersebut. Joe Carrotta for NYU Langone Health/Handout via REUTERS