GMKI Batam Gelar Seminar Peranan Pemuda Melawan Hoax

IndependenNews.com, Batam | Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kota Batam, menggelar seminar dan pelatihan dengan tema “Peranan Pemuda Melawan Hoax dan Pelatihan Jurnalisme Warga” di Biz Hotel Nagoya, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (19/04/2022).

Pada kesempatan itu, GMKI Batam menghadirkan berbagai narasumber seperti Pendiri Bandung Fe Institute, Hokky Situngkir; Anggota DPD Kepri, Haripinto; Anggota DPRD Kepri, Onward Siahaan; Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika Kota Batam, Azril Apriansyah dan Yunita dari Polda Kepri.

Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI, Jefri Gultom, mengatakan, kemajuan teknologi saat ini membuat kita semakin mudah mengakses informasi. Namun, seiring dengan hal itu, juga ditemukan fenomena yang membuat sulitnya melakukan filter terhadap informasi yang diperoleh, sehingga siapapun berpotensi terpapar berita hoax.

“Oleh karena itu, kita para pemuda penting untuk melawan hoax salah satunya dengan kegiatan ini, harapannya para mahasiswa dan pemuda dapat tercerahkan dan tidak terjerumus dalam berita hoax,” ucap Jefri.

Di samping itu, Hokky menyampaikan bahwa perkembangan teknologi membutuhkan sumber daya manusia yang memadai. Jika tidak, maka kita sendiri yang akan tergilas oleh kemajuan itu sendiri. Menurutnya, pemuda juga sangat rentan terpapar berita hoax, dikarenakan menjadi pengguna aktif berbagai platform media sosial.

“Karena bisa dikatakan, semua orang telah menjadi jurnalis, karena sudah bisa menyebarkan informasi apa saja melalui media sosial mereka,” ucap Hokky.

Melalui kegiatan tersebut, Hokky berharap dapat menjawab kegelisahan anak muda saat ini tentang banyaknya informasi yang tidak benar.

Sementara itu, Azril Apriansyah mengatakan bahwa, penggunaan internet semakin masif digunakan di era digital saat ini. Hal ini membuat masyarakat semakin mudah untuk mengakses informasi.

Smartphone yang dulunya hanya digunakan sebagai alat komunikasi, kini berubah menjadi multi fungsi untuk digunakan sebagai penunjang kebutuhan sehari-hari seperti memperoleh informasi, alat pembayaran, pemesanan barang, hiburan dan lain sebagainya.

Dengan penggunaan yang masif, serta kemudahan mengakses informasi, membuka peluang bagi tersebarnya informasi yang masih dipertanyakan faktanya. Media sosial juga kerap digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi bohong (hoax).

Azril menjelaskan, hoax merupakan dis-informasi atau penyampaian informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, menambah pengikut (follower), promosi dan lain-lain.

Azril memaparkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa 87,20 persen masyarakat Indonesia mengakses internet untuk berselancar di media sosial (medsos). Penggunaan medsos yang sangat masif ini menurut Azril, berpotensi untuk tersebarnya informasi dengan sangat cepat, baik itu berita fakta maupun hoax.

Oleh karena itu, menurut Azril, peran pemuda untuk melawan hoax, sangat ditentukan oleh penggunanya. Pemuda seharusnya menyaring terlebih dahulu informasi yang di dapatkan, sebelum akhirnya di bagikan (share).

“Banyak sekali data (berita) yang bertebaran, ada yang benar tapi tidak baik untuk kita share. Maka, jika ada informasi di saring dulu apakah baik atau tidak untuk di share,” ucap Azril.

“Hal ini juga terkait dengan influencer, buzzer, yang mungkin buat berita tidak benar tapi semakin banyak orang yang mengatakan itu benar, bisa jadi jadi benar sehingga bisa membalikkan cara pandang kita,” tambahnya.

Azril mengatakan, perkembangan pengguna media sosial di Indonesia bertumbuh sangat pesat. Bahkan masyarakat di Provinsi Kepri menjadi pengguna internet terbesar nomor 2 di Indonesia setelah DKI Jakarta.

Dalam rangka menekan penyebaran hoax tersebut, Pemerintah Kota Batam melalui Diskominfo sendiri setiap hari mengeluarkan rilis berita hoax, dikarenakan produksi berita hoax itu tiap hari ada.

Oleh karena itu, dirinya mengajak pada para pemuda untuk peduli dan berkontribusi dalam masalah ini. Salah satunya dengan menyaring berita terlebih dahulu sebelum di bagikan ke orang lain.

“Medsos ini memang alat kominikasi efektif, mudah mendapat informasi, tapi kita harus pandai pandai sebagai pengguna untuk mendapatkan dan memberikan kembali informasi,” pesannya. (SOP)

You might also like