Pimpinan Dayah Nurul Islam (Nuris) di Gampong Keureusek Buloh Beureghang Kecamatan Kutamakmur, Kabupaten Aceh Utara, membantah tuduhan penganiayaan terhadap seorang santri yang viral di media sosial dan online.
Dalam menanggapi berita yang beredar tentang seorang santriwati Dayah Nurul Islam, Gampong Keureusek, Kecamatan Kutamakmur, Kabupaten Aceh Utara, yang dimuat di salah satu media online, pimpinan pesantren memberikan klarifikasi pada Rabu (07/05/2024).
Waled Mahyeddin, pimpinan Nuris, menjelaskan kepada media nasional Independennews.com pada pukul 12.03 WIB dini hari (08/05/24) bahwa kejadian yang sebenarnya terjadi pada hari Sabtu (27/04/2024), sekitar pukul 12.25 WIB, adalah saat semua santri di pesantren Nuris diwajibkan untuk shalat dhuhur berjamaah di Musholla. Dia menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mendisiplinkan santri dan bukan untuk memperlakukan mereka dengan kekerasan.
Waled melanjutkan bahwa ketika beberapa santri terlambat atau enggan untuk shalat berjamaah, mereka ditegur dan, jika perlu, diberikan sanksi ringan seperti menggunakan rotan atau rol kayu untuk mempercepat mereka menuju Mushalla. Tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk membiasakan santri dengan disiplin dan menghindari perilaku tidak pantas di pesantren.
Sebagai respons terhadap insiden tersebut, pihak pesantren memberikan hukuman yang wajar kepada santri yang melanggar aturan, seperti santriwati berinisial (RD) yang kemudian dijemput oleh keluarganya tanpa izin. Pihak pesantren juga menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan pemukulan terhadap santriwati tersebut lebih dari satu kali, dan santriwati tersebut tidak pingsan akibat kejadian tersebut.jelas Waled
Setelah beberapa hari, ketika keluarga santri mengeluhkan gejala gatal-gatal yang diduga akibat hukuman yang diberikan, pihak pesantren bersama keluarga membawa santri tersebut untuk mendapatkan perawatan medis. Pihak pesantren juga memberikan kontribusi finansial untuk biaya pengobatan santri tersebut.
Pimpinan dan staf pesantren Nurul Islam menekankan bahwa mereka selalu mengutamakan kesejahteraan dan pendidikan santri, dan mereka siap untuk bekerja sama dengan pihak keluarga dan otoritas terkait untuk mengklarifikasi insiden tersebut.(man)