Keanekaragaman Kebudayaan Indonesia
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keanekaragaman adat dan budaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas budaya yang mampu membedakan satu daerah dengan daerah lainnya.
Seperti potongan pidato Presiden Joko Widodo di pentas keberagaman budaya Indonesia dalam National Day di World Expo 2020 yang diselenggarakan di Dubai pada tanggal 4 November 2021 lalu. “Indonesia the land of majesty, tanah yang kaya akan alam dan budaya.
Indonesia the land of opportunity yang akan terus membuka peluang dan kesempatan-kesempatan baru. Indonesia the land of innovation yang akan terus berinovasi untuk generasi yang akan datang.” Berdasarkan potongan pidato tersebut, Presiden Joko Widodo ingin menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat beranekaragam, yang kedepannya akan terus membuka peluang dan kesempatan-kesempatan baru untuk generasi yang akan datang dengan penuh inovasi.
Keanekaragaman adat dan budaya yang ada di Indonesia sampai saat ini masih dan akan terus menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kita, sebagai bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita senantiasa memastikan bahwa keanekaragaman tersebut selalu terjaga eksistensinya.
Dengan kata lain, kita harus turut melakukan aksi-aksi nyata untuk melestarikan keanekaragaman adat dan budaya yang kita miliki. Sebagai bagian dari generasi muda juga kita harus bisa menarik perhatian generasi muda lainnya agar memiliki ketertarikan terhadap adat dan budaya sehingga tidak malu untuk mengakui dan membanggakan kekhasan adat dan budaya yang dimiliki daerahnya masing-masing. Rasa bangga yang selalu tumbuh dan berkembang di hati setiap generasi akan menggerakkan mereka untuk melakukan upaya-upaya yang dapat mempertahankan kekayaan adat dan budaya yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa rasa bangga terhadap adat dan budaya merupakan nilai dasar yang harus ditanamkan sejak dini sebagai langkah pertama dan utama pelestarian adat dan budaya Indonesia.
Kehidupan Kebudayaan Indonesia di Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor (IPB) sendiri yang merupakan miniatur Indonesia ternyata juga menampilkan kekayaan adat dan budaya Indonesia. Kekayaan adat dan budaya tersebut direpresentasikan oleh mahasiswa-mahasiswa dari setiap daerah yang tergabung dalam sebuah Organisasi Mahasiswa Daerah Asal atau yang biasa disebut sebagai OMDA. Selain itu, Institut Pertanian Bogor (IPB) juga hampir selalu menampilkan keanekaragaman adat dan budaya Indonesia di berbagai kegiatan yang diselenggarakan, seperti di acara penerimaan mahasiswa baru atau yang dikenal dengan nama Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) dan berbagai kegiatan lainnya.
Bahkan, ada satu kegiatan yang secara konsisten diselenggarakan setiap tahunnya untuk menampilkan dan melestarikan kebudayaan-kebudayaan Indonesia di Institut Pertanian Bogor (IPB). Acara yang dimaksud adalah Gebyar Nusantara atau yang biasa dikenal oleh mahasiswa IPB dengan nama Genus.
Gebyar Nusantara (Genus) merupakan festival kebudayaan terbesar di Institut Pertanian Bogor (IPB), dimana kegiatan yang dilaksanakan pada rangkaian acara Gebyar Nusantara (Genus) diikuti oleh Organisasi Mahasiswa Daerah Asal (OMDA) dari Barat hingga Timur wilayah Indonesia. Tujuan diselenggarakannya acara Gebyar Nusantara (Genus) setiap tahun adalah untuk mewadahi minat mahasiswa akan adat dan budaya Nusantara, sekaligus turut menjaga eksistensi adat dan budaya tersebut untuk kemudian diperkenalkan kepada masyarakat nasional (atau bahkan global) dengan media yang fresh dan menarik. Selain itu, Gebyar Nusantara (Genus) juga berupaya untuk mewujudkan terciptanya keluarga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kreatif, adaptif, dan kolaboratif.
Apa Kabar Kebudayaan di Institut Pertanian Bogor saat Pandemi Covid-19?
Melihat perjalanan acara Gebyar Nusantara (Genus) dari tahun ke tahun yang sangat meriah, rasanya tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia berhasil hidup dan lestari di Institut Pertanian Bogor (IPB). Sayangnya, pada tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19 di dunia yang berhasil mengguncang kehidupan kita dari berbagai aspek. Dalam rangka mengurangi resiko penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), pimpinan kampus mengeluarkan Surat Edaran IPB Nomor 3974/IT3/HM.00/2020 perihal Kewaspadaan terhadap Merebaknya Corona pada tanggal 2 Maret 2020, dan Surat Edaran Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Nomor 4600/IT3/HM.00/2020 perihal Pemberitahuan tentang Mobilitas Internasional dan Kegiatan Kemahasiswaan, yang meliputi Kebijakan Umum, Kebijakan Akademik, Kebijakan Non Akademik dan Kebijakan pendukung. Berdasarkan surat edaran tersebut, seluruh kegiatan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) diberhentikan sementara dan akses ke lingkungan kampus dibatasi mulai tanggal 2 Maret 2020.
Pertanyaan pentingnya adalah apakah minat mahasiswa terhadap kebudayaan saat pandemi Covid-19 masih setinggi saat masa-masa sebelum pandemi Covid-19? Apakah mahasiswa Institut Pertanian Bogor masih tertarik untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian kebudayaan? Lalu, apakah Gebyar Nusantara tetap dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19? Dan bagaimana keberlanjutan eksistensi kebudayaan Indonesia di Institut Pertanian Bogor selama masa pandemi Covid-19?
Berdasarkan survei sederhana yang disebarkan pada mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tanggal 6-10 April 2022, 90.3% responden sangat setuju bahwa kebudayaan Indonesia harus senantiasa dibanggakan dan dilestarikan dalam lingkungan kampus. Sayangnya, hal ini justru bertentangan dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada pengurus perwakilan Organisasi mahasiswa Daerah Asal (OMDA). Dwi Nugraha, Ketua Angkatan Himpunan Mahasiswa Aria Kamuning (HIMARIKA), mengatakan “Minat mahasiswa yang tergabung dalam HIMARIKA masih terbilang kurang karena minat tersebut hanya ditunjukkan pada momen-momen tertentu, seperti saat akan mengikuti acara Gebyar Nusantara saja. Selain situasi tersebut, jarang sekali mahasiswa HIMARIKA mengadakan pertemuan atau membahas kebudayaan.” Dari sini dapat kita simpulkan bahwa sebagai individu, minat dan kepedulian mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) terhadap eksistensi kebudayaan di lingkungan kampus masih sangat tinggi. Akan tetapi, minat tersebut belum cukup kuat untuk menggerakkan mereka melakukan upaya pelestarian kebudayaan bersama dengan mahasiswa lain yang tergabung dalam OMDA yang sama.
Selama pandemi Covid-19, acara Gebyar Nusantara (Genus) ternyata tetap dilaksanakan meski harus melakukan berbagai penyesuaian. Acara Genus yang dilaksanakan secara luring dan daring tentu saja berbeda, meskipun rangkaiannya tidak banyak berubah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Muhammad Zadathul Rizki, Ketua Divisi Acara Gebyar Nusantara 2022, “Perbedaan Genus offline dan online terletak pada vibes yang dirasakan. Offline lebih dapat dirasakan langsung karena kita bisa melihat secara langsung kebudayaan yang ditampilkan. Sedangkan, saat online kita hanya dapat melihat melalui foto atau video yang disebarluaskan melalui media digital.” meski begitu, Zadath mengaku tidak ada penurunan signifikan jumlah Organisasi Mahasiswa Daerah Asal (OMDA) yang berpartisipasi pada rangkaian acara Genus.
Meskipun Zadath (Ketua Divisi Acara Gebyar Nusantara 2022) menyatakan tidak terjadi penurunan partisipan pada rangkaian acara Gebyar Nusantara (Genus), para panitia Gebyar Nusantara (Genus) 2022 harus tetap berusaha keras untuk menampilkan konsep acara yang menarik karena jika ditinjau pada hasil survei, hanya 26.4% responden yang menyatakan bahwa Organisasi Mahasiswa Daerah Asal (OMDA) mereka berencana untuk berkontribusi pada rangkaian acara Gebyar Nusantara (Genus) 2022, sisanya menyatakan masih ragu-ragu atau bahkan tidak ada rencana sama sekali untuk mengikuti rangkaian acara tersebut. Sahono, Ketua Ikatan Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (IKAMADITA), sebagai salah satu perwakilan Organisasi Mahasiswa Daerah Asal (OMDA) yang menyatakan tidak tertarik untuk mengikuti rangkaian acara Gebyar Nusantara (Genus) dengan tegas menyebutkan bahwa dia berharap acara Gebyar Nusantara (Genus) 2022 menjadi lebih baik lagi dan kegiatannya tidak memerlukan banyak biaya. Hal serupa juga dikatakan oleh Dwi Nugraha (HIMARIKA) yang berharap agar tahun ini ada bantuan dana bagi Organisasi Mahasiswa Daerah Asal (OMDA) yang ingin berpartisipasi pada rangkaian acara Genus 2022.
Setelah Dua Tahun Pandemi, Apa Harapan Mahasiswa dan Langkah yang Akan Dilakukan untuk Menghidupkan Kembali Kebudayaan di Institut Pertanian Bogor?
Untuk menanggapi Surat Wakil Rektor 4957/IT3/PK.01/2021 perihal Pemberitahuan Pelaksanaan Perkuliahan Luring tertanggal 25 Februari 2022, 79.2% responden menyatakan sangat berharap rangkaian acara Genus 2022 dapat dilaksanakan secara offline. Hasil ini sesuai dengan harapan yang juga disampaikan oleh Dwi Nugraha (HIMARIKA). Muhammad Andi Mustafa atau yang biasa disapa dengan panggilan Voi, Ketua Pelaksana Gebyar Nusantara 2022, juga mengharapkan hal yang sama yaitu Gebyar Nusantara (Genus) 2022 dapat dilaksanakan secara offline. Voi juga menegaskan bahwa seluruh panitia Gebyar Nusantara (Genus) 2022 sedang mempersiapkan hal tersebut, akan tetapi mereka juga tetap siap dengan segala kemungkinan yang terjadi sesuai dengan kondisi persebaran virus Covid-19 di Bogor nantinya.
Selain mengupayakan Gebyar Nusantara (Genus) 2022 dilaksanakan secara offline, Zadath juga menegaskan bahwa panitia Genus telah melakukan langkah strategis untuk menarik minat Organisasi Mahasiswa Daerah Asal (OMDA), “Sebelum melaksanakan kegiatan Genus, para panitia melakukan kegiatan forum OMDA yang bertujuan untuk berkenalan dengan pengurus OMDA. Setelah forum OMDA, akan dilaksanakan aliansi yang bertujuan untuk menjelaskan gambaran kegiatan Genus yang akan dilaksanakan. Selain itu, kegiatan Genus juga akan dirancang secara menarik mulai dari pra-event sampai closing sehingga Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor tidak bosan untuk mengikuti dan menyaksikan seluruh rangkaian acara Genus.”
Kesimpulan yang dapat diambil adalah pada masa pandemi Covid-19, semua orang dituntut untuk bisa beradaptasi dengan membatasi segala pertemuan untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 yang lebih luas lagi. Hal ini juga berdampak pada kegiatan-kegiatan kebudayaan yang dilakukan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Kegiatan seperti Gebyar Nusantara yang sangat meriah dan merepresentasikan kehidupan adat dan budaya di lingkungan kampus terpaksa untuk menyesuaikan keadaan sehingga mau tidak mau juga mengurangi kemeriahan yang ditimbulkan. Meski begitu, kebudayaan sejatinya selalu ada di hati mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Setiap mahasiswa telah menyadari pentingnya eksistensi adat dan budaya di lingkungan kampus dan Gebyar Nusantara (Genus) sebagai wadah pesta kebudayaan di Institut Pertanian Bogor (IPB) juga telah berusaha keras untuk tetap hadir menjadi wadah pelestarian adat dan budaya yang menyenangkan di lingkungan kampus pada masa pandemi Covid-19.
Setelah 2 tahun hidup berdampingan dengan pandemi Covid-19 dan mulai terbiasa dengan segala kebiasaan baru, sekarang keadaan sudah mulai membaik dan lagi-lagi kita dituntut untuk dapat beradaptasi dengan keadaan yang terus berubah. Aktivitas pelestarian kebudayaan di lingkungan kampus pun harus menyesuaikan diri lagi untuk kembali ke fitrahnya yang penuh kemeriahan yang tentu saja sudah dinanti-nantikan oleh mahasiswa di Institut Pertanian Bogor.
Penulis Diana Alfiani, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.