Humbahas, IndependenNews.com | Bungkamnya Camat Lintong Nihuta (Kabupaten Humbang Hasundutan) Bontor Halomoan Silaban saat dimintai keterangan terkait maraknya cafe yang meresahkan warga di wilayahnya, mendapat sorotan dari sejumlah pihak.
Salah satu tokoh yang sangat menyayangkan sikap Camat Lintong Nihuta tersebut adalah salah seorang Praktisi Hukum Dr JS Simatupang SH, MA, CGRP. Ia adalah merupakan anak rantau dari Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dan saat ini aktif sebagai lawyer di ibu kota.
JS Simatupang berpendapat, bahwa tak elok rasanya jika bumi Humbahas yang masih kental akan budaya atau adat Batak tiba-tiba dinodai oleh aktivitas Lapo atau Cafe yang mengganggu ketertiban.
Menurut dia, peran seluruh stakeholder perlu dikerahkan untuk menghentikan segala aktivitas yang merusak budaya adat setempat. Sehingga menurut pandangannya, tak etis jika seorang Camat tidak menggubris sesuatu hal yang terjadi di wilayahnya padahal sudah di luar kendali. Karena Camat seharusnya mengetahui segala dinamika sosial yang terjadi di wilayah kerjanya.
“Kalau benar Aparat Pemerintah khususnya Camat yang diangkat oleh Bupati mendiamkan bahkan pura-pura tidak tahu,
sebaiknya Bupati mengambil tindakan tegas. Bila perlu segera diganti”, ujar JS Simatupang, Senin (11/9/2023).
Sebab kata dia, aktivitas Cafe atau Lapo Tuak itu sudah termasuk perbuatan amoral. Apalagi ada isu atau indikasi Lapo Tuak tersebut memelihara PSK, JS Simatupang menyarankan agar para tetua, pemuka masyarakat, dan pemuda membuat mosi tidak setuju terhadap aktivitas Cafe atau Lapo Tuak tersebut.
“Bila perlu bisa diambil ke ranah Hukum. Pihak-pihak yang melakukan pelanggaran di daerah yang masih memegang teguh budaya adat wajar di sanksi hukum”, tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, bahwa ada sejumlah warga yang sangat terusik dengan keberadaan Cafe dan Lapo Tuak yang diduga tak berizin di Jl Lintas Doloksanggul-Siborongborong, tepatnya di Desa Naga Saribu I.
Aktivitas Cafe tersebut sangat menggangu masyarakat sekitar karena menimbulkan suara kebisingan hingga dini hari. Padahal salah satu masyarakat di sekitar ada yang mengaku sedang dalam keadaan sakit parah dan sudah dipasang ring di jantungnya.
“Mereka berpesta, mabuk-mabukan. Musik mereka menggelegar hingga kadang jam 2, kadang jam 4, dini hari”, ujar salah seorang narasumber di lapangan.
Namun anehnya, saat dimintai keterangan terkait hal itu ke Camat Lintong Nihuta Bontor Halomoan Silaban, ia memilih bungkam dan tak menggubris sejumlah pertanyaan wartawan.
(Tinton)