Banyuwangi Optimis Panen Padi Tahun 2023 Meningkat Draktis

Foto : Panen Padi di persawahan Kabupaten Banyuwangi

IndependenNews.com, Banyuwangi | Status Banyuwangi sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Timur tidak membuat pemerintah setempat jemawa. Berbagai inovasi terus dilakukan agar hasil panen di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini meningkat. Hal ini dilakukan untuk mendukung program Panen Raya Padi Nusantara Satu Juta Hektare.

Sekadar diketahui, Bayuwangi masuk lima besar daerah lumbung padi di Jawa Timur. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim tahun 2021, luas panen padi di Banyuwangi mencapai 1.747 juta hektare (ha).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi Ilham Juanda mengatakan, jumlah luas panen padi tahun ini meningkat sebesar 1.167 ha. Pada tahun 2022 luasan panen padi hanya 118.428 hektare, meningkat menjadi 119.595 hektare di tahun 2023.Karena itu, Ilham optimistis hasil panen tahun ini mengalami peningkatan. Yakni, dari 785.935 ton pada tahun 2022 diproyeksi meningkat menjadi 787.234 ton di tahun 2023. ”Kami yakin panen padi tahun ini meningkat karena luas panenan padi juga meningkat,” ujarnya (10/3) lalu

Ilham menegaskan, meski hasil panen padi di Bumi Blambangan terbilang tinggi, pihaknya tetap menggeber berbagai inovasi untuk terus meningkatkan hasil panen salah satu komoditas pangan utama masyarakat tersebut.

Hal itu dilakukan dengan melakukan peningkatan indeks pertanaman seluas 2,5 ribu ha dan mengembangkan teknologi budi daya padi IP 400, yakni varietas padi yang memiliki masa panen singkat di atas lahan seluas 1.025 hektare.

Selain itu, Dispertan juga melakukan gerakan spot stop pengendalian hama penyakit. Hal ini penting dilakukan mengingat hama penyakit adalah musuh petani. Langkah selanjutnya yaitu pengawasan pupuk subsidi agar tepat sasaran.

”Kami memiliki inovasi sistem Cek Pubertas (Cek Pupuk Bersubsidi secara Terbatas) sehingga para petani dapat mengecek secara tepat alokasi pupuk subsidinya,” kata dia.Aplikasi ini telah terintegrasi dalam platform digital Smart Kampung. ”Selain itu, juga ada e-alokasi untuk mengetahui para petani yang termasuk mendapatkan pupuk subsidi,” pungkasnya. (Har/*)

You might also like