Batam-Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam dinilai tak ada peningkatan. Pasalnya Sejumlah Pasien keluhkan pelayanan dan kemampuan alat radiologi yang kerap tak mampu medeteksi penyakit dalam.
Sangat disayangkan Rumah sakit Umum Daerah Embung Fatimah Batam yang dikenal telah menyandang predikat rumah sakit Tipe B itu, tak sebagus kelasnya. Tak sedikit masyarakat kecewa, terutama warga yang pernah berobat di rumah sakit yang dikelola Pemerintah Kota Batam itu.
Salah satu sumber terpercaya kepada IndependenNews mengaku penyakit yang diderita suaminya tak mampu dideteksi alat rasiologi yang dimiliki RSUD embung Fatimah.
“Pada pemeriksaan pertama dokter RSUD embung Fatimah mendiagnosa penyakit yang diderita suami saya (Pasien-red) adalah mag kronis, dan asam lambung.”Ujarnya
Lanjut sumber, setelah beberapa hari dirawat di RSUD, memang penyakit suami saya sedikit berangsur reda, dan kami akhirnya diperbolehkan pulang, namun setelah 1 minggu dirumah, penyakit yang diderita suami saya kembali kambuh yang kemudian dirawat kembali di RSUD Embung Fatimah.
“Meskipun sudah berulang kali dilakukan pemeriksaan, dokter tetap mendiagnosa penyakit suami saya yakni penyakit mag dan asam lambung. Melihat kondisi penyakit pasien tak kunjung sembuh bahkan bertambah parah, akhir keluarga memutuskan untuk periksakan di Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) dan setelah dilakukan pemerikasaan atau endeskopi oleh dokter RSOB, maka penyakit yang diderita pasien diketahui yakni pembengkakan Usus, kenapa di RSUD Embung Fatimah yang telah menyadang Tipe B itu, serta memilki gedung yang sangat bagus tak mampu mendeteksi penyakit dalam yang diderita suami saya.’tuturnya
Hal senada disampaikan pasien lain yang tidak mau namanya dipublikasikan kepada independennews.com, Senin (20/2/17) menuturkan Obat di Apotik RSUD EF Batam Kerap Kosong, sehingga pasien dianjurkan untuk membeli obat di Apotik luar.
“yah, dokter sering mengganjurkan beli obat diluar karena obat di apotik RSUD embung Fatimah kosong. Kondisi demikian kerap dialami pasien,”Katanya
Bahkan, Obat anti Biotik karena gigitan anjIng juga tak ada, ini namanya bukan rumah sakit jika obat anti biotik gigitan anjing saja tak ada stock.
Menurutnya, kondisi seperti itu sudah berlangsung cukup lama karena sejak berobat di rumah sakit milik pemkot batam itu, obat diapotik RSUD selalu mengalami kekosongan, sehingga dengan berat hati pasien terpaksa keluarkan uang untuk beli obat diluar, padahal pasien adalah peserta BPJS.
“Kekosongan stock obat di RSUD EF sepertinya sangat tidak masuk akal, peserta BPJS diwajibkan untuk beli obat di diapotik swasta yang ada disekitar RSUD Embung Fatimah.
Ia berharap, Wali Kota Batam Rudi SE memperbaiki pelayanan di rumah sakit tersebut mengingat rumah sakit RSUD Embung Fatimah salah satu rumah sakit rujukan BPJS. Pelayanan Untuk peserta BPJS semestinya tak lagi harus beli obat diluar, sebab sudah ditanggung oleh BPJS, katanya
Elin Sumarni Humas RSUD EF Batam kepada independenNews mengatakan Bahwa RSUD EF belum memiliki alat Endeskopi sehingga tidak mampu mendeteksi penyakit dalam.
“Yah, RSUD EF sampai saat ini belum memiliki alat endeskopi, yang kita miliki hanya sebatas alat radiologi yakni X-ray, “katanya (TIM)