Independennews.com, Batam | Kebanyakan masyarakat Indonesia masih menganggap tabu dengan penyakit menular HIV/AIDS. Di samping itu, banyaknya informasi yang keliru membuat penderita HIV mendapat perlakukan yang berbeda dari banyak orang.
Keberadaan penyakit ini memang sudah sangat lama, dan hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat menghentikan perkembangbiakan virus ini secara permanen di dalam tubuh manusia.
Virus HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi yang nantinya akan bertransformasi menjadi penyakit AIDS.
Namun, kita tidak perlu takut dan mengucilkan orang-orang yang dinyatakan positif HIV/AIDS. Selama kita mengetahui cara penyebarannya, maka diskriminasi terhadap penderita HIV ini bisa ditekan.
Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam melalui Kasi P2M Dinkes kota Batam, Yantri Wirmansyah saat dikonfirmasi di ruang kerjanya pada, Jumat (20/8/21).
“Kita tidak perlu menjauhi pengidap HIV/AIDS. Mereka dikucilkan itu sebenarnya karena masyarakat kurang paham dengan cara penyebaran virusnya. Coba kalau paham pasti kejadian itu tidak akan terjadi,” ujar Yantri.
Yantri menjelaskan, ada beberapa cara penyebaran virus HIV diantaranya melalui cairan kelamin, transfusi darah dan juga lewat Air Susu Ibu (ASI) yang ditularkan kepada anaknya.
“Penyebaran virus HIV cuma dari ketiga cara ini. Nah kalau cuma bersalaman dengan penderita HIV itu tidak akan ditularkan, jadi jangan terlalu takut,” tuturnya.
Namun kata Yantri, untuk pasangan yang suka berciuman dengan ganas sampai berdarah juga dapat menularkan virus HIV. Darah tersebut nantinya akan membawa virus HIV dan membawanya masuk kedalam tubuh.
“Kalau dia berciuman dengan ganas ya pastilah ditularkan. Makanya kalau berhubungan badan itu disarankan agar memakai kondom, hal ini untuk menghindari virus ini masuk ke dalam tubuh,” paparnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Expert HIV Dinkes Batam, Bahizir Oseven mengatakan bahwa cara penularan virus HIV didominasi oleh hubungan badan tanpa menggunakan alat kontrasepsi (kondom).
“Penularan itu lebih banyak dari hubungan badan, walaupun sedari awal banyak juga penularan lewat narkoba suntik. Efek dari narkoba suntik ini memicu seseorang untuk melakukan hubungan seks bebas, tentu resiko HIV nya tinggi,” terangnya.
Namun kata Osev, selama masyarakat paham dengan cara penularan virus tersebut, maka penderita HIV ini seharusnya tidak diperlakukan berbeda dengan orang lain.
Khusus di kota Batam, Osev menyebutkan kasus tindakan diskriminatif terhadap penderita HIV/AIDS sangat sedikit dan bahkan tidak terlihat. Namun kata Osev, bukan berarti tindakan diskriminasi tersebut tidak ada.
“Perlakuan berbeda tentu ada meskipun tidak kelihatan. Yang jelas kalau ketemu dengan penderita HIV jangan dijauhi, ajak mereka agar melakukan pengobatan, sebab kalau dijauhi takutnya mereka akan marah,” tutur Osev.
Untuk itu Osev mengajak masyarakat agar memahami cara penularan virus HIV. “Seperti slogan kami, Jauhi Penyakitnya Bukan Orangnya,” tutupnya (red/SOP)