Pembangunan Jembatan Desa Pino Baru Timbulkan Gejolak, Aktivis Miksen Minta Kawal Laporan Pekerjaan

Foto : Peotek Jembatan di Desa Pino Baru

IndependenNews.com, Bengkulu Selatan | Masyarakat Desa Pino Baru Kecamatan Air Nipis membantah pernyataan Kepala Desa yang menyatakan bahwa pengambilan tenaga tukang untuk pengerjaan Jembatan di Desa Pino Baru sesuai dengan hasil musyawarah dengan masyarakat.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Pino Baru, Kurmin kepada Media. Kurmin menyebutkan bahwa pada pekerjaan pembangunan jembatan di Desa Pino Baru, menggunakan pekerja dari luar Desa karena Warga Desa tak mampu mengerjakan proyek Pembangunan jembatan.

Mendengar pernyataan Kades Pino Baru, sejumlah warga Desa Pino Baru, pada Kamis (27/4/23) kepada media ini mengatakan, bahwa keputusan untuk menggunakan tenaga tukang dari luar Desa tanpa dimusyawarahkan dengan Masyarakat atau keputusan sepihak Kades dan perengkat Desa lainnya.

“Begitu jembatan hendak dikerjakan, pekerja atau tukang tiba-tiba sudah didatangkan dari luar Desa dan kem pekerja juga telah didirikan. Tidak ada keputusan bersama dengan masyarakat untuk pekerjaan jembatan, tiba-tiba diserahkan kepada tenaga tukang dari luar, di Desa ini banyak tukang,”ujar Warga

Karena tidak melibatkan warga Desa untuk Pembangunan Jembatan Desa Pino Baru, kata Warga, hal itu menimbulkan polemik ditengah masyarakat, sehingga 10 Orang diikutkan untuk bekerja selama 1 hari.

“Saya sendiri ikut bekerja dari sepuluh orang yang dipekerjakan hari itu. Kami bekerja di jembatan tersebut dengan Volume pekerjaan sudah mencapai 85%, selama ini jembatan dikerjakan tukang yang dari luar Desa,” tutupnya.

Dengan timbulnya gejolak ditengah masyarakat Desa Pino Baru, akibat tidak adanya kerjasama yang baik dalam pembangunan Jembatan Desa Pino Baru, dan untuk menjaga tidak terjadinya hal-hal yang kurang baik ditengah masyarakat Desa Pino Baru, maka diharapkan Inspektorat maupun APH dapat melakukan audit yang serius terhadap pembangunan jembatan Pino Baru yang dibangun menggunakan dana Desa Tahun Anggaran 2023. Hal itu dianggap perlu karena pada proses pengerjaannya berpotensi merugikan keuangan Desa atas beberapa regulasi yang di sinyalir tidak dipatuhi Pemerintah Desa.

Menanggapi polemik yang terjadi di Desa Pino Baru, Aktivis Kabupaten Bengkulu Selatan, Miksen mengatakan apabila Pemerintah Desa Pino Baru benar melakukan seperti apa yang diutarakan masyarakat, “maka kita patut menduga adanya pemalsuan, dan nantinya pada pelaporan dalam perincian pengeluaran HOK, harus jeli memperhatikan keterlibatan warga berapa orang, berapa hari dan berapa HOK yang dianggarkan, jangan sampai dengan adanya pembangunan jembatan menimbulkan kerugian terhadap keuangan Desa Pino Baru yang dapat berdampak terhadap masyarakat setempat, untuk itu mari sama sama kawal,” tegas Miksen

Dikutip dari media bongkarfakta.id Kurmin selaku Kepala Desa Pino Baru juga membuat pernyataan terbalik di salah satu media online yang bernarasi, “untuk pekerjaan fisik Jembatan dengan volume Panjang 8 meter dan Lebar 3 meter, pengerjaan sepenuhnya di serahkan kepada pihak ketiga (Tukang Dari Luar Desa Pino Baru) atau Warga Desa Manna. Pemerintah Desa tidak mengikut sertakan warga setempat dalam pengerjaan, karena Pemerintah Desa tidak mau ambil resiko, dengan alasan karena masyarakat setempat tidak meyakinkan untuk mengerjakan jembatan tersebut.”sebut Kurmin dalam berita (JS)

You might also like