Dampak Perbukitan Bakkara Terbakar,  Tanaman Budidaya Hangus Hingga Ancaman Longsor Mengintai 

IndependenNews.com | Humbahas – Akumulasi dari sejumlah peristiwa kebakaran yang menimpa Perbukitan Danau Toba, khususnya di Bakkara, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, berdampak pada rusaknya sejumlah titik kehutanan. 

Selain merusak tumbuhan endemik di lokasi, insiden kebakaran yang kerap melanda juga berdampak pada hangusnya sejumlah pohon budidaya. Dan bahkan, bukan tidak mungkin, bencana longsor juga akan mengintai titik-titik yang rawan pada perbukitan di Baktiraja.

Camat Baktiraja Samggam Lumban Gaol pada Sabtu (26/10/2024) mengatakan, pihaknya akan segera mencoba membangun komunikasi dengan pihak lain yang berkaitan dengan pelestarian alam hutan, khususnya Danau Toba. Ia menyebut akan mengusulkan penanaman pohon bambu secara memagar guna meminimalisir jalaran api nantinya.

“Kita akan usulkan di sana ditanam pohon bambu. Api tidak mau menjalar melewati pepohonan bambu. Itu pengalaman saya”, ujar Sanggam.

Namun begitu, ia juga berharap agar masyarakat segera menyadari betapa pentingnya merawat lingkungan hutan dengan tidak membakarnya. Kesadaran masyarakat yang masih minim menjadi pemicu banyaknya peristiwa pembakaran lahan terutama di perbukitan Danau Toba.

Hal itu, kata dia, berdampak pada rusaknya sejumlah tumbuhan dan tanaman budidaya. Dan kemungkinan, peristiwa kebakaran itu juga turut membunuh sejumlah hewan liar.

“Tanaman budidaya yang ditanam PT Inalum di bukit Sosor Tangga, Desa Marbun Toruan, sudah hanguslah itu. Mana bisa tumbuh lagi”, keluhnya.

Diketahui, PT Inalum dalam setahun terakhir baru saja menanami pundak perbukitan Danau Toba di Baktiraja dengan berbagai aneka jenis pepohonan, seperti mangga, durian, pinus, alpokat, enau, dan lain-lain. Banyak dari antara pepohonan itu dilaporkan telah hangus karena terbakar.

Selain itu, Sanggam menambahkan, kebakaran juga akan berdampak buruk terhadap struktur geologi, dan bisa berujung pada bencana longsor. Hal itu dikarenakan sudah tidak adanya akar pepohonan yang menyangga material perbukitan.

“Sejumlah titik di Baktiraja ini pada dasarnya rawan longsor. Nah, makin dibakar makin besar potensi bencana terjadi”, sambungnya.

Sementara, untuk diketahui, peristiwa bencana longsor dan banjir bandang pada 1 Desember 2023 lalu, meluluhlantakkan Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja. Akibat kejadian itu, 1 orang ditemukan tewas, sementara 11 orang lagi dilaporkan masih menghilang hingga kini.

Peristiwa naas itu juga diketahui turut merusak sejumlah bangunan rumah penduduk, gedung sekolah, gereja, dan perhotelan.

Dan disinyalir, bencana tersebut diduga terjadi karena ditenggarai semakin tidak terawatnya lingkungan perbukitan di sana. Selain karena dituduh ditebangi, pepohonan di sana juga kerap hangus terbakar.

Rachmat Tinton 

You might also like